komandan IRGC, Brigadir Jenderal Hossein Salami (Foto: Tehran Time)
Riyadh, Jurnas.com - Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayjen Hossein Salami mempromosikan perangkat pendeteksi bom palsu yang diklaimnya sebagai detektor virus corona (COVID-19)
Salami, yang menggantikan Qassem Soleimani sebagai kepala unit perang asimetris Iran mempresentasikan perangkat itu di TV Pemerintah pada Rabu (15/4), mengklaim detektor tersebut dapat mendeteksi COVID-19 dalam hitungan detik.
Model yang ditampilkan hampir identik perangkat pendeteksi bom plastik dan logam palsu yang pertama kali dijual James McCormick, si penipu dari Inggris kepada pasukan keamanan Irak.
Meksi sudah bertahun-tahun detektor tersebut tidak berguna dalam deteksi bom, Salami mengatakan perangkat itu adalah inovasi teknologi dan ilmiah yang dikembangkan oleh milisi Basij Iran.
"Antena perangkat ini dapat mendeteksi tempat yang terinfeksi virus dalam radius 100 meter. Ini mampu mendeteksi virus corona dalam lima detik," ujar Salami.
Ia mengatakan perangkat ini lebih unggul dari alat tes COVID-19 lainnya karena tidak perlu mengambil sampel darah. Ia juga mengklaim, perangkat tersebut telah diuji di rumah sakit dengan tingkat keberhasilan 80%.
Banyak peneliti independen dan kantor berita telah menyarankan bahwa pemerintah menutupi sebenarnya penyebaran pandemi di seluruh wilayah Negeri Para Mullah.
"Elite revolusioner di Iran sangat paranoid dan rentan terhadap teori konspirasi, sehingga IRGC mempromosikan `tongkat ajaib` yang oleh pemerintah Irak terkenal digunakan sebagai detektor bom dapat mencerminkan kepercayaan yang sepenuhnya asli," kata peneliti terorisme independen, Kyle Orton kepada Arab News.
"Bagaimanapun, tidak ada oposisi yang diizinkan kepada rezim klerus untuk menginformasikannya ketika melakukan kesalahan," katanya lagi.
"Yang lebih sinis, promosi tes COVID-19 yang benar-benar luar biasa dapat menunjukkan bahwa perjuangan Iran untuk mempertahankan tatanan sosial bahkan lebih buruk daripada yang terlihat, dan ini adalah upaya untuk memberikan jaminan dan menenangkan segalanya," sambungnya.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani berada di bawah tekanan signifikan dari kritik internal yang mengatakan strategi saat ini telah membuat negara terbuka untuk gelombang kedua COVID-19.
Rouhani, yang melonggarkan aturan jarak sosial karena masalah keuangan yang serius, menuai kritikan dari Ketua Dewan Kota Teheran, Mohsen Hashemi Rafsanjani.
Ia mengingatakan bahwa memulai kembali kegiatan ekonomi dapat mengarah pada gelombang kedua virus corona. (Arab News)
KEYWORD :Perangkat Anti Bom Pendeteksi Corona Virus Corona Pemerintah Iran