Minggu, 22/12/2024 18:25 WIB

PAN: Tak Masalah Indonesia Minta Ventilator dari Amerika, Tapi....

Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi tawaran bantuan ventilator yang dijanjikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kepada pemerintahan Indonesia.

Kendati demikian, perlu diperhatikan dan dicermati bahwa Amerika Sendiri sangat memerlukan ventilator di negaranya.

Sebab, kata Saleh, sampai saat ini, John Hopkins University melaporkan bahwa penyebaran virus corona di AS sudah mencapai 938.154 orang. Sementara itu, korban meninggal dunia sudah mencapai 53.755 orang atau seperempat dari total jumlah meninggal di seluruh dunia.

“Amerika saat ini menghadapi persoalan serius dengan Virus Corona. Ini adalah isu utama yang diperbincangkan di negara tersebut. Semua aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi sangat terpengaruh akibat pandemi ini. Ada banyak masalah yang perlu diselesaikan dan menjadi skala prioritas yang harus mereka tangani. Tentu salah satunya adalah soal pengadaan alat kesehatan dimana salah satu yang sangat penting adalah ventilator," kata Saleh melalui keterangannya kepada Jurnas.com, Minggu (26/04/2020).

Pada akhir Maret yang lalu, presiden Trump pernah menyatakan bahwa dia tidak percaya tingginya kebutuhan ventilator di New York.

Pada waktu itu, gubernur New York, Andrew Cuomo, meminta pengadaan ventilator sebanyak 30.000 unit.

Cuomo menilai bahwa pemerintah federal sangat lambat dalam memberikan respon terhadap pandemi yang melanda negeri Paman Sam itu.

“Itu baru kebutuhan di satu negara bagian. Di negara-negara bagian lain juga sangat membutuhkan alat yang sama," kata Saleh.

Itu sebabnya, di awal April kemarin, Presiden Trump meminta enam perusahaan besar untuk memproduksi ventilator.

Keenam perusahaan itu adalah General Electric Co, Hill-Rom Holdings Inc, Medtronic Plc, Resmed Inc, Royal Philips N.V. dan Vyaire Medical Inc.

“Katanya, produksi ventilator di AS memang lagi ditingkatkan dan dipercepat. Tetapi beberapa waktu lalu, Presiden Trump sempat mengeritik Manager General Motor yang dinilainya sangat lambat memproduksi ventilator. Selain itu, produksinya di bawah dari jumlah yang dipesan," kata Saleh.

“Kritik-kritik Trump itu disampaikan terbuka. Seperti biasanya, ada banyak yang disampaikan lewat tweeter. Sehingga banyak orang yang tahu dan mengikuti dinamikanya," imbuh dia.

Dalam konteks situasi demikian, Saleh mengatakan tak masalah bila Indonesia meminta bantuan AS. Namun berdasarkan gambaran di atas, Indonesia tidak boleh berhenti dengan hanya berharap kepada AS.

Untuk itu, lanjut Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR RI ini, Sebaiknya, Indonesia juga berupaya untuk mencari ventilator dari negara lain. Sebab, sampai hari ini, banyak negara yang membutuhkan dan sedang mencari ventilator.

“Kalau kesan yang saya tangkap dari pernyataan pejabat AS, Indonesia akan dibantu bersama beberapa negara Amerika Latin lainnya. Namun, negara-negara tersebut tetap membayar sesuai dengan harga yang ditetapkan. Ini wajar sebab produsen ventilator tersebut adalah perusahaan swasta yang tentu membutuhkan biaya operasional dan produksi," ujar dia.

Kalau memang membeli, lanjut Saleh, tidak ada salahnya juga mencari di negara lain. Mana yang paling cepat, itu yang didatangkan ke Indonesia.

"Sebab, kebutuhan ventilator ini memang sangat mendesak untuk penanganan pasien covid-19 di Indonesia. Itu diakui oleh kementerian kesehatan dalam rapat terakhir bersama komisi IX minggu lalu," tegas Mantan ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.

KEYWORD :

Saleh Daulay PAN Ventilator




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :