Jum'at, 31/01/2025 11:17 WIB

Kementan Dorong Pengembangan Ternak Lokal Sapi Pasundan

Keunggulan Sapi Pasudan, selain adaptif dengan kondisi agroekosistem di Provinsi Jawa Barat, juga memiliki sistem reproduksi yang baik.

Penampakan Sapi Pasundan. (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com -  Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita mendorong pengembangan ternak lokal Indonesia. Salah satunya, Sapi Pasundan yang sudah dipelihara secara turun-temurun.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melakukan pengembangan ternak asli Indonesia untuk mempertahankan sumber daya genetik ternak lokal, sekaligus sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan pangan nasional yaitu daging sapi.

Hal ini sesuai yang diinstruksikan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, Red) agar terus memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis sumberdaya lokal.

"Kita akan terus dorong dan fokus dalam pengembangan sumber daya ternak lokal sebagai upaya penyelamatan plasma nutfah asli Indonesia," ujar Ketut dalam keterangan tertulisnya diterima jurnas.com, Jumat (15/5).

Pemerintah menetapkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tanggal 13 Oktober 2014 tentang Penetapan Rumpun Sapi Pasundan. Tujuannya, untuk memberikan perlindungan hukum dan menjamin kelestarian serta pemanfaatan secara berkelanjutan.

"Pengembangan Sapi Pasundan sebagai upaya pemenuhan daging nasional merupakan langkah yang tepat di saat negeri ini masih mengalami kekurangan daging sapi, mengingat keunggulan komparatifnya dibanding sapi lain yang sudah lama hidup di lingkungan tropis," kata Ketut.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Sugiono menjelaskan berbagai keunggulan Sapi Pasudan, selain adaptif dengan kondisi agroekosistem di Provinsi Jawa Barat, juga memiliki sistem reproduksi yang baik.

"Rentang beranaknya relatif stabil dan selalu menghasilkan ternak yang mempunyai nilai kondisi tubuh di atas tiga pada skala lima," kata Sugiono.

Sapi Pasundan juga mudah beradaptasi terhadap perubahan cuaca. Hal ini memberikan dampak positif terhadap sistem kesehatannya, karena dengan lebih mudah beradaptasi, Sapi Pasundan tidak mudah stres.

Selain itu, lanjut Sugiono, Sapi Pasundan mempunyai prosentasi karkas yang cukup baik, pada kisaran 50% dengan berat bisa sampai 300-350 kg. "Sapi Pasundan mempunyai potensi untuk menghasilkan daging dengan kualitas premium," ungkap Sugiono.

Kepala Bidang Produksi Peternakan, Dinas ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Aida Rosana mengatakan, pemerintah daerah (Pemda) menggenjot populasi Sapi Pasundan dengan memproduksi semen bekunya di UPT Daerah Balai Perbibitan dan Pengembangan IB Ternak Sapi Potong (BPPIBTSP), Ciamis, Jawa Barat.

Selain itu, Kepala UPT Daerah BPPIBTSP Ciamis, Asep Ali Fuad H menambahkan, Pemda juga menggandeng kelompok binaan di 12 kabupaten untuk melestarikan dan memuliakan plasma nutfah sapi Pasundan di Jawa Barat.

"Sapi Pasundan merupakan plasma nutfah Jawa Barat yang harus di lestarikan, dimuliakan dan dikembangkan di masyarakat. Ke depan Sapi Pasundan diharapkan berkontribusi dalam pemenuhan daging di Jawa Barat," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Kementan juga memiliki Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang dan Balai Inseminasi Buatan (BUB) Lembang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang memiliki tugas dan fungsi penyelamatan plasma nutfah dengan memproduksi embrio dan semen beku untuk mendapatkan ternak sapi yang berkualitas.

KEYWORD :

Ternak Lokal Sapi Pasundan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :