Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar
Jakarta, Jurnas.com - Ketua Umum PKB, H. Abdul Muhaimin Iskandar (AMI) membuat artikel penting terkait visi monumental PKB tentang haluan politik internasional Indonesia.
Visi PKB tentang haluan politik internasional Indonesia ini adalah penjabaran dari wawasan yang diwariskan oleh Para Bapak Pendiri Bangsa. Kemudian menjadi strategi politik untuk menapakkan posisi Indonesia di antara bangsa-bangsa dunia. Bahkan Indonesia menjadi kontributor utama dalam memperjuangkan kemuliaan peradaban umat manusia.
Visi itu dituangkan dalam artikel yang ditulis Gus AMI dan diterbitkan oleh Jurnal Strategic Review edisi 2 Juli 2020.
Arikel itu berjudul: “The future of civilization: Indonesia’s contribution; It’s time to renew the spirit of the Non-Aligned Movement for the 21st century”. Atau “Masa Depan Peradaban: Kontribusi Indonesia; Saatnya memperbarui semangat Gerakan Non-Blok untuk abad ke-21."
Strategic Review adalah jurnal politik internasional berbahasa Inggris yang menyoroti dinamika politik internasional dari sudut pandang Indonesia.
Strategic Review terbit di Jakarta sejak 2012 dan dinakhodai oleh mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda sebagai Pemimpin Redaksi. Jurnal ini telah berhasil mengukuhkan diri sebagai rujukan utama berbagai kalangan internasional yang berkepentingan dengan Indonesia.
Dalam artikel yang ditulisnya, Gus AMI memaparkan prinsip-prinsip universal yang harus diusung sebagai haluan politik internasional Indonesia, berdasarkan wawasan yang diwariskan oleh para Bapak Pendiri Bangsa.
Ada empat poin pokok dalam tulisan Gus AMI, yaitu: Pertama, memperlakukan sesama secara adil dan sederajat –tanpa memandang suku atau agama; tanpa permusuhan atau kebencian; dan tanpa berusaha meminggirkan atau menyingkirkan;
Kedua, menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang mengikat warga dari setiap bangsa, tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi terhadap bangsa lain;
Ketiga, menerima dan menghormati hukum negara sebagai tatanan yang mengikat semua warganya, dan tidak memberikan ruang bagi siapa pun untuk menjadikan agama sebagai pembenaran atas tindakan melawan hukum, apalagi untuk menghasut dan/atau berpartisipasi dalam pemberontakan terhadap otoritas yang sah.
Keempat, memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
“Prinsip-prinsip universal itu adalah jawaban bagi bermacam kemelut yang melanda dunia internasional dewasa ini," kata Gus AMI.
Ia pun menggaungkan seruan Gus Dur dalam artikel yang dimuat di Wall Street Journal tahun 2005 yang isinya sebagai berikut:
“Sudah waktunya bagi semua orang yang beritikad baik dari setiap agama dan bangsa untuk mengakui bahwa bahaya mengerikan mengancam umat manusia. Kita tidak dapat melanjutkan `bisnis seperti biasa` dalam menghadapi ancaman eksistensial ini. Sebaliknya, kita harus mengesampingkan pertengkaran internasional dan partisan kita, dan bergabung bersama untuk menghadapi bahaya yang ada di depan kita."
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah diterima sebagai anggota Centris Democrat Internasional (CDI) sejak 2018. CDI adalah sebuah koalisi politik internasional beranggotakan lebih dari 150 partai politik dari berbagai negara di seluruh dunia.
Kaukus CDI di Eropa, European People’s Party (EPP), memenangi pemilu terakhir dan memegang mandat pemerintahan Uni Eropa saat ini.
Sejak menjadi anggota, PKB telah berhasil menggolkan tiga resolusi yang diterima secara aklamasi oleh CDI. Resolusi-resolusi itu diusung dalam konteks Gerakan Global Islam Untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam). Salah satunya memuat hasil-hasil Bahtsul Masail Maudlu’iyyah dari Musyawarah Nasional Alim-Ulama Nahdlatul Ulama di Kota Banjar pada awal 2019 yang lalu.
“Partai Kebangkitan Bangsa bertekad untuk mengusung panji-panji kontribusi Indonesia bagi kemanusiaan dan peradaban dunia," jelas Gus AMI.
Gus AMI PKB Strategic Review