Jum'at, 27/12/2024 09:02 WIB

Fitch Sebut Perbankan Indonesia Tahan Terhadap Perlambatan Ekonomi

Fitch juga menilai rasio kecukupan modal masih aman untuk sebagian besar perbankan di Indonesia.

Ilustrasi Pembangunan (mediawarga)

Jakarta - Lembaga pemeringkat internasional, Fitch nilai kinerja perbankan Indonesia dalam penyaluran kredit tahan terhadap perlambatan ekonomi. Saat ini masih terjadi melemahnya harga komoditas, tekanan pada rupiah, dan tingginya tingkat kredit macet (non performing loan/NPL).

"Tekanan terbesar akan menimpa pada perbankan skala menengah dengan portofolio kredit terbesar di sektor pertambangan dan dalam valuta asing," tulis Fitch dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Hasil stress test Fitch perkirakan perbankan Indonesia dengan tekanan yang diterima masih mampu menghasilkan pre-provision profit (PPOP) sekitar 4,6 persen dari total rata-rata kredit. "Fitch juga menilai rasio kecukupan modal masih aman untuk sebagian besar perbankan di Indonesia."

Utang asing sektor perbankan Indonesia menurun menjadi 14,2 persen hingga akhir Juni 2016. Angka ini lebih rendah dibanding pada krisis moneter 98 lalu yang mencapai di atas 30 persen.

Meski, tetap harus diwaspadai peningkatan pinjaman asing dari sektor non-perbankan dalam lima tahun terakhir di posisi 16 persen dari GDP pada akhir Juni 2016.

Melemahnya sektor pertambangan dan komoditas memperburuk kualitas aset perbankan, ditambah rasio NPL yang meningkat menjadi 3,1 persen dari 1,8 persen pada akhir 2013.  Risiko juga datang dari industri hilir sektor ini. "Maka dari itu, bank perlu lebih cermat mengidentifikasi debiturnya," tutupnya.

KEYWORD :

Fitch Perbankan Indonesia Perlambatan Ekonomi Kredit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :