Perdana Menteri Irak yang baru diangkat, Mustafa al-Kadhimi pada 9 April 2020 [Wikipedia]
Jakarta, Jurnas.com - Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berjanji akan menuntut dan menghukum mereka yang terlibat dalam serangan baru-baru ini terhadap aktivis di negara tersebut.
"Kelompok terlarang mencoba meneror orang-orang Basra dan mengancam mereka. Basra penting bagi kami dan kami tidak menerima kegagalan dalam menjaga keamanan," kata al-Kadhimi dilansir Middleeast, Senin (24/08).
“Senjata yang tidak terkendali dan perselisihan suku tidak dapat diterima; harus ada tindakan preemptive. Pelanggaran hukum tidak dapat dibiarkan begitu saja," tambahnya.
Kota selatan telah menyaksikan beberapa serangan terhadap aktivis politik serta bentrokan kekerasan antara suku-suku yang bersaing.
Sebagai bagian dari kunjungannya ke kota itu, al-Kadhimi mengunjungi rumah aktivis Reham Yacoub, yang ditembak mati oleh orang-orang bersenjata tak dikenal pada hari Rabu.
"Saya bersumpah bahwa para penjahat itu tidak akan luput dari hukuman," kata al-Kadhimi.
Protes populer melanda beberapa provinsi Irak sejak Oktober 2019 karena memburuknya kondisi kehidupan, pengangguran, dan korupsi. Demonstrasi tersebut menyebabkan pengunduran diri pemerintahan Adel Abdul-Mahdi.
Menurut angka resmi, sekitar 565 pengunjuk rasa dan personel keamanan telah tewas sejak protes dimulai.
Pemerintah Al-Kadhimi telah berjanji untuk menuntut mereka yang terlibat dalam pembunuhan aktivis. Namun, tidak ada tersangka yang dibawa ke pengadilan.
KEYWORD :pembunuh Aktivis PM Irak