Shimon Peres (tengah) bersama Yasser Arafat dan Yitzhak Rabin menerima Nobel Perdamaian./foto:theguardian
Jakarta - Shimon Peres, salah satu pendiri negara Israel, telah wafat dalam usia 93 tahun, setelah selama dua minggu terkena serangan stroke. Ia begitu kuat mewarnai politik Israel selama sepuluh dekade. Peres menjabat tiga kali sebagai perdana menteri, menjadi presiden ke-9 dan bahkan mendapat nobel perdamaian pada tahun 1994.
Pada tahun 1990-an, bersama dengan Yasser Arafat, pemimpin Partai Pembebasan Palestina (PLO) menggagas perundingan damai untuk Israel - Palestina. Mereka memprakarsai perjanjian damai yang dilaksanakan di Oslo, Norwegia, yang membuatnya diganjar Nobel Perdamaian bersama Presiden Israel waktu itu, Yitzhak Rabin.
Perjanjian perdamaian itu ditandatangani di Wahington pada tahun 1993 dan Taba Mesir pada tahun 1995. Rangkaian perjanjian itu menghasilkan negara Palestina, dimana Peres memegang peranan kunci di dalamnya.
Karir politik Peres dimulai pada tahun 1959, sebagai anggota Partai Mapai (Partai Buruh Israel). Sewaktu menjabat Deputi Menteri Pertahanan (1959 - 1965), ia terlibat peristiwa Lavon, suatu operasi intelijen di Mesir yang gagal. Akibat insiden itu, Menteri Pertahanan Israel Pinhas Lavon dipaksa mundur.
Sebagai penggagas Perjanjian Oslo, Peres tetap mendukung keberadaan Otoritas Palestina serta mendukung kebijakan militer Perdana Menteri Ariel Sharon untuk menarik mundur pasukan Israel dari Jalur Gaza. Di satu sisi, untuk memperkuat gagasannya, ia membentuk Peres Center for Peace pada tahun 1997.
"Hari ini dengan duka yang mendalam kami mengucapkan selamat tinggal kepada ayah tercinta, presiden kesembilan Israel," ujar Chemi, putra Peres saat konferensi pers yang digelar di rumah sakit dimana Peres mendapatkan pengobatan.
Kematian Simon Peres dikonfirmasi pada Rabu (28/9) pagi. Simon Peres diketahui dilarikan ke rumah sakit di Tel Aviv pada 13 September akibat serangan stroke yang dideritanya.
Beberapa pemimpin dunia yang mengenalnya diharapkan datang saat pemakamannya di Pegunungan Herlz Jerussalem pada Jumat (30/9) besok, seperti Barrack Obama, Bill dan Hillary Clinton, serta Pangeran Charles dan Francois Hollande.
Dalam beberapa jam setelah kematian Peres, para pemimpin dunia menyampaikan berita duka. Dalam sebuah pernyataannya, Obama mendeskripsikan Peres sebagai "sifat Israel itu sendiri".[]
KEYWORD :jurnas shimon peres israel meninggal dunia pendiri israel nobel perdamaian barrack obama pang