Sabtu, 21/12/2024 23:51 WIB

Juan Manuel Santos

Mengapa Presiden Kolombia itu Raih Nobel Perdamaian

Penetapan itu mengejutkan banyak pihak, sebab terbetik kabar panitia Nobel sempat gamang menyusul berita penolakan rakyat Kolombia terhadap kesepakatan damai.

Juan Manuel Santos, Presiden Kolombia./foto:abcnews

Komite Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia, akhirnya menetapkan Juan Manuel Santos sebagai penerima Nobel Perdamaian 2016 pada Jum`at (7/10). Penetapan itu mengejutkan banyak pihak, sebab terbetik kabar panitia Nobel sempat gamang menyusul berita penolakan rakyat Kolombia terhadap kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak FARC.

Juan Manuel Santos, Presiden Kolombia, mengalahkan tiga kandidat lainnya, yaitu Svetlana Gannushkina, tim perundingan nuklir Iran serta kelompok pertahanan sipil Suriah atau yang lebih dikenal sebagai Helm Putih Suriah.

Svetlana Gannushkina adalah seorang aktivis hak asasi manusia Rusia. Bertahun-tahun Ganushkina bekerja sebagai relawan dengan para migran dan pengungsi. Di atas kertas, aktivis internasional ini sebagai kandidat yang diunggulkan.

Tim perundingan nuklir Iran awalnya juga disebut kandidat kuat. Pasalnya aktivitas mereka memiliki prinsip sama dengan Alfred Nobel yang menghormati upaya-upaya perlucutan senjata. Sejumlah nama sohor politik seperti Menlu John Kerry, Menlu Iran Javad Zarif, dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, serta para ahli nuklir; Ernest Moniz, Menteri Energi AS, dan Ali Akbar Salehi, kepala Energi Atom Iran. Kesepakatan yang diraih adalah kesediaan Barat untuk mencabut sanksi pada Iran.

Sementara itu, kelompok pertahanan sipil Suriah atau Helm Putih Suriah, adalah sekumpulan relawan yang terdiri dari beragam profesi. Relawan ini bertaruh nyawa di antara mesiu dan mortir di arena perang Suriah. Kelompok relawan berseragam putih dengan helm putih ini telah berhasil menyelamatkan ribuan nyawa dalam peperangan tersebut.

Dilansir dari The Guardian, komite Nobel memilih Juan Manuel Santos sebagai dukungan dan penghormatan terhadap rakyat Kolombia. Sebagai dukungan untuk mendorong rakyat Kolombia melanjutkan proses perbaikan hubungan keduanya, Kolombia dan FARC.

"Komite berharap penghargaan ini dapat memberikan mereka semangat untuk menyukseskan tanggung jawab ini. Lebih lanjut, komite berharap pada tahun-tahun yang akan datang, rakyat Kolombia akan menuai buah yang, manis dari proses rekonsiliasi ini,” ujar juru bicara Komite Nobel.

Komite Nobel meyakini, semangat yang ditunjukkan Santos sejalan Alfred Nobel. Mereka menilai, perjuangan Kolombia untuk sampai ke titik ini sangat panjang dan melalui pertumpahan darah yang tak sedikit.[]

KEYWORD :

jurnas nobel perdamaian juan manuel santos nobel prize farc gerilyawan timoleon jimenez kolom




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :