New York - Calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, makin menipis mendapat dukungan dari partainya sendiri. Pasalnya, pada debat kedua berhadapan dengan rivalnya, Hillary Clinton dari Partai Demokrat, Trump akan dimasukkan persoalan pernyataan cabul yang pernah dikoarkan Trump.
Tak ayal, Trump sekarang mendapat tekanan dan akan sulit menangkis tekanan dari publik. Apalagi dia kerap sesumbar dan menangkis pernyataan lawan politiknya dan tidak memperlihatkan permintaan maaf pernyataan cabul tersebut.
Jajak pendapat yang dilakukan Reuters-Ipsos menunjukkan bahwa Hillary memimpin dengan lima poin pada akhir pekan kemarin saat sebelum pernyataan cabul Trump. Sehingga, semakin memperkuat posisi dukungannya.
Debat kedua itu akan menjadi perdebatan bergaya balai kota dengan para pemilih mengajukan sebagian dari sejumlah pertanyaan dan dua moderator debat memberikan beberapa pertanyaan lainnya.
Calon wakil presiden pasangan Trump, Mike Pence, mengatakan pada Minggu bahwa Trump perlu menunjukkan penyesalan atas komentar cabulnya tentang wanita. "Kami berdoa untuk keluarganya dan berharap ada kesempatan untuk menunjukkan apa yang ada di hatinya saat ia berjalan di depan bangsa ini besok malam," kata Pence.
Karena makin menipis itulah, terjadi krisis di Partai Republik untuk menyarankan Trump mengundurkan diri dan partai akan mencari penggantinya. Namun, pengusaha New York itu tidak menunjukkan tanda-tanda mundur meskipun seruan mundur dari para pemimpin Republik semakin meningkat untuk membiarkan Pence menjadi calon presiden pengganti.
"Media dan perkembangan yang ada amat sangat menginginkan saya keluar dari pertarungan. Saya tidak akan pernah keluar dari pertandingan, tidak akan pernah mengecewakan pendukung saya!," kata Trump di akun media sosial Twitter dari Trump Tower.
Pemilihan Presiden Amerika Donald Trump