Bernolfus Tingge (Tokoh Muda Papua)
Jakarta, Jurnas.com - Aliansi Pemuda Boven Digoel, Papua meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan KPUD Provinsi Papua agar jangan gegabah menindaklanjuti hasil evaluasi penetapan pasangan calon yang saat ini sedang bergulir.
"Kami khawatir suasana pilkada di daerahnya tidak berlangsung aman dan menimbulkan konflik horizontal jika KPU mengambil langkah keliru," kata Ketua Aliansi Pemuda Kabupaten Boven Digoel Bernolfus Tingge kepada wartawan di Jakarta Selasa (17/11).
Menurut Bernolfus, eskalasi demontrasi di Boven Digoel hingga hari ini terus meningkat, bahkan cenderung memanas.
Bukan saja karena pertarungan antar kandidat tetapi terutama situasi pascapenonaktifan komisioner KPU Daerah Boven Digoel oleh KPU RI telah menimbulkan gejolak yang luar biasa di masyarakat.
"Kami melihat ini memicu terjadinya konflik horizontal apabila keputusan yang dilakukan KPU akan berimbas pada pemicu persoalan ini. Sebagai pemuda di daerah, kami tidak mau adanya pertumpahan darah yang disebabkan oleh konflik pilkada," tegas Bernolfus.
Dalam Surat Keputusan KPU RI Nomor 531/SDM.13-Kpt/05/KPU/XI./2020 tertanggal 4 November 2020, diputuskan bahwa tiga komisioner KPU Kabupaten Boven Digoel diberhentikan sementara terkait dengan penetapan calon bupati Yusak Yaluwo. Seharusnya, Yusak Yaluwo dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS).
Ketiga komisioner KPU Boven Digoel yang diberhentikan sementara itu yakni Libertus Pogolamun, Hatta Nongkeng, dan Veronika Lande.
Jokowi Diminta Insyaf
Namun demikian, menurut Bernolfus penonaktifan ketiga komisiner KPUD Boven Digoel itu justru melahirkan opini-opini liar di tengah masyarakat yakni sarat kepentingan politik calon tertentu dan merugikan calon yang lain.
Masyarakat curiga KPU sedang melakukan operasi politik tertentu untuk menggagalkan calon tertentu.
"Karena muncul opini di masyarakat bahwa KPU menggugurkansalah satu kandidat karena prosesnya sudah berjalan. Hanya sisa dua minggu proses pemilihan, tiba-tiba ada satu keputusan yang besar dilakukan KPU. Ini kan semacam membuat kegaduhan di masyarakat," katanya.
Untuk meredam suasana, Aliansi Pemuda Boven Digoel telah berinisiatif menyambangi KPU dan Bawaslu Provinsi Papua guna memberikan telaah kritis, sebagai bahan yang patut dipertimbangankan untuk melihat persoalan ini secara objektif. Selain itu, pihaknya juga sudah mendatangi KPU RI dengan maksud yang sama.
"Maka KPU RI harus melihat persoalan ini secara objektif dan dapat mengambil satu keputusan yang bijak. Sehingga keputusan itu tidak menimbulkan konflik di tengah masyarakat," tambahnya.
Keputusan KPU yang Aneh
Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formmapi), Lucius Karus mengatakan KPU RI perlu menyikapi persoalan di Boven Digoel secara serius.
"Saya kira ada tanggungjawab moral dari KPU untuk memastikan penyelenggaraan pilkada di Kabupaten Boven Digoeltidak justru menjadi biang terjadinya keributan hanya karena keputusan aneh dan kontroversial yang mereka lakukan gitu ya," kata Lucius di kesempatan yang berbeda.
Menurut Lucius KPU dalam keputusannya harus memastikan bahwa mereka tidak ikut bermain atau menjadi perpanjangan calon tertentu untuk menjegal calon lainnya. Bukan tanpa sebab, penonaktifan tiga komisioner KPUD Boven Digoel jelang dua minggu hari pencoblosan menurut dia sebagai keputusan yang janggal.
"Sebenar apapun keputusan KPU, waktunya tidak tepat. Ini adalah kesahan mereka. Mereka yang melakukan verifikasi calon itu, mungkin tidak dilakukan secara serius," kata Lucius.
Selain itu, bisa juga alasa kedua, mereka lakukan secara serius tapi komisioner KPU di daerah itu berada di bawah tekanan calon lain yang menginginkan calon tertentu dijegal.
"Jadi ada kepentingan dipakai calon lain untuk menjegal calon tertentu," jelasnya.
Lucius menambahkan, KPU RI dan KPUD Papua saat ini memegang bola terkait persoalan pilkada Boven Digoel. Menurutnya, potensi KPU daerah bersekongkol dengan calon tertentu untuk menjegal calon lain itu sangat terbuka.
"Dan karena itu KPU RI harus hati-hati dan obyektif untuk melihat akar persoalan sebelum memutuskan sesuatu. Dan sekali lagi yang paling penting, jangan mengeluarkan keputusan di tengah waktu yang semakin menipis. Karena apapun keputusan KPU, dengan mudah kemudian dianggap dia sedang dipakai oleh calon lain," pungkas Lucius Karus.
KEYWORD :Pilkada Boven Digoel Aliansi Pemuda Boven Digoel Bernolfus Tingge