New York - Bukan Donald Trump kalau tidak bikin heboh di pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun ini. Sebelumnya menyerang rivalnya Hillary Clinton, pernyataan cabul soal perempuan dan lainnya, kali ini Calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump menyerang habis-habisan Ketua DPR dan tokoh paling senior partai pendukungnya, Paul Ryan dengan menyebutnya pemimpin yang lemah dan tidak efektif.
Ryan adalah politisi Republik terakhir yang menyatakan tidak mendukung Trump setelah muncul skandal video 2005 yang memperlihatkan dia mengeluarkan kalimat-kalimat cabul mengenai kebiasaannya menjamah tubuh wanita.
Trump menyebut Partai Republik telah menyerangnya dari segala penjuru dan ketidakloyalan mereka lebih sulit dilawan ketimbang Trump menghadapi Demokrat.
Namun Trump mendapatkan dukungan besar dari pasangannya, calon wakil presiden Mike Pence. "Kalian telah mencalonkan seseorang untuk menjadi presiden yang orangnya tidak pernah berhenti, tidak pernah jatuh. Dia petempur, dia pemenang," kata Pence dalam sebuah acara di Iowa seraya memuji Trump karena telah meminta maaf pada debat Minggu waktu AS lalu menyangkut omongan cabulnya itu.
Perpecahan baru dalam tubuh Republik menyangkut Trump itu terjadi menyusul jajak pendapat baru dari PRRI/Atlantic yang menunjukkan Hillary Clinton kini memimpin 49-38 atas Trump. Pernyataan Ryan di DPR ini membuat Trump marah besar dengan memposting serangkaian pesan menyerang Ryan dan Partai Republik di Twitter.
Trump juga menyerang Senator John McCain yang telah mengecam perlakuan Trump dan bakal dianulir pencalonannya, dengan menyebut McCain "kurang ajar".
Pemilihan Presiden Amerika Donald Trump