Petisi tolak keberadaan Galon Sekali Pakai
Jakarta, Jurnas.com - Dua remaja SMA, Elhan dan Helfia menggalang petisi berjudul “Tolak Galon Sekali Pakai” melalui change.org. Ajakan ini disambut baik para netizen yang juga tidak setuju dengan kehadiran galon sekali pakai ini karena dinilai akan menambah limbah sampah plastik yang merusak lingkungan.
“Kantong plastik sekali pakai sudah dilarang kok sekarang tiba-tiba sekarang muncul galon sekali pakai,” tulis Elhan dalam ajakan petisinya itu.
Elhan menuturkan bahwa sebagai anak SMA, dia diajari untuk peduli lingkungan. “Di SMA saya pun ada program Envirochallenge untuk mengurangin botol air mineral sekali pakai. Ada galon isi ulang di sekolah. Jadi nggak perlu beli air mineral kemasan lagi,” ujarnya.
“Pas pertama lihat iklan le minerale, jujur kami sedih. Upaya kami buat mengurangi wadah plastik sekali pakai dengan galon isi ulang seakan dipatahkan oleh hadirnya galon sekali pakai le minerale,” tulisnya lagi.
Belum lagi sekarang lagi pandemi, di mana kegiatan yang lebih lama dihabiskan di rumah akan menyebabkan konsumsi sampah yang berlebih dari tiap-tiap rumah tangga. “Terutama sampah yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai, yaitu sampah plastik,” ucapnya.
Dia menyampaikan bahwa bukan rahasia lagi kalau penanganan sampah plastik ini masih sulit. Pasalnya, konsumen yang sebenarnya ingin mengurangi pemakaian plastik sekali pakai pun sulit. Hal itu disebabkan pilihan non-plastik dari vendor pengirim barang, makanan, maupun kurir, masih sangat minim.
“Sudah sulit mengurangi wadah plastik sekali pakai, eh malah muncul produk galon sekali pakai. Alasannya demi hygienitas. Jadi maksudnya galon isi ulang dari produsen lain nggak hygienis?” katanya penuh tanya.
BPOM Diminta Labeli `Berpotensi Mengandung Etilen Glikol` untuk Kemasan Galon Sekali Pakai
Dia mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memang sudah mengatur phase out beberapa jenis produk dan kemasan produk sekali pakai dalam Permen LHK No P 75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Tapi, kata Elhan, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, hingga kini belum mengambil langkah apa-apa terhadap kehadiran galon sekali pakai yang jelas-jelas kontraindikasi dengan kebijakan pemerintah.
“Karena itulah kami membuat petisi. Kami ingin mendorong agar PT Tirta Frisindo Jaya menarik produk galon sekali pakai ini. Jangan sampai kita mengalami “krisis” baru di tengah pandemi Covid19 ini. Kita semua berhak mendapatkan lingkungan bebas dari sampah plastik sekali pakai,” tukasnya.
Petisi ini banyak mendapat dukungan dari para netizen.Hingga Sabtu (5/12), petisi ini sudah mendapat hampir 10.000 tanda tangan dukungan. Di antaranya akun bernama Vera Arinda. “Ga efisien galon sekali pakai. Yang ada sampah semakin menumpuk,” tulisnya di kolom komentar.
“Saya setuju dgn gerakan penghapusan penggunaan plastik utk kantong dan galon sekali pakai. Jangan penuhi bumi kita tercinta dgn sampah plastik. Jangan sampai anak-cucu kita menanggung akibat kecerobohan saat ini,” tulis Adhi Tya Kurniawan.
“Saya telah melihat bagaimana rusaknya dunia karna sampah plastik. Dan saya tidak mau anak cucu saya menanggung semua resiko kerusakan itu karna kesalahan kita saat ini,” tulis Jodi Noventri.
“Penggunaan kemasan plastik sekali pakai, memperbanyak limbah plastik dimuka bumi, hal ini jelas memperburuk/menambah kwalitas perusakan lingkungan,” tulis akun bernama Edi Keceput.
“Sangat Menolak Galon Sekali pakai, saya saja sudah mengurangi botol plastik sekali pakai, malah timbul galon sekali pakai,” tulis Hanif Fadhlurrachman.
KEYWORD :Galon Sekali Pakai Remaja SMA Galang Petisi