Webinar Pemberdayaan Teknologi Digital Dalam Membangun Budaya Baca pada Jumat, (4/12).
Jakarta, Jurnas.com — Era teknologi 4.0 menggiring pemanfaatan perpustakaan kini dikelola secara digital. Konten digital dengan berbagai format menjadi lebih mudah diakses dan disebar untuk meningkatkan budaya baca.
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurnaedi mengatakan, optimalisasi peranti digital dan pemanfaatan data digital merupakan bagian dari change management. Di momen seperti inilah pustakawan tampil sebagai fasilitator transformasi.
“Cara ini sekaligus untuk mengenalkan budaya literasi di era new normal,” kata Deni saat Webinar Pemberdayaan Teknologi Digital Dalam Membangun Budaya Baca pada Jumat, (4/12).
Transformasi perpustakaan di era digital adalah bentuk inovasi dengan menyediakan informasi secara online agar mudah diakses oleh semua orang kapan saja dan dimana saja. Penyediaan website online perpustakaan mengarahkan pengguna perpustakaan untuk tidak perlu datang ke perpustakaan, terlebih di era pandemberdyi.
Pelaksanaan digital library untuk meningkatkan minat sejalan dengan Undang-undang Perpustakaan yang mengamanatkan bahwa sistem layanan perpustakaan harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
“Bicara teknologi digital, Perpustakaan Nasional sudah memiliki aplikasi baca buku digital yang disebut iPusnas. iPusnas dilengkapi teknologi Digital Rights Management (DRM) yang bertujuan mengelola dan melindungi hak lisensi konten digital dari pembajakan dan disebarkan sesuai kesepakatan,” tambah Deni.
Kumpulan buku digital dalam iPusnas tidak bisa diubah, dicetak, dan disebarkan sebelum mendapatkan izin dari pemegang hak ciptanya. Dalam iPusnas disediakan fitur media sosial yang memungkinkan sesama pengguna dapat saling berinteraksi melalui fitur komen, merekomendasikan e-book, dan bisa juga melakukan percakapan chatting.
Webinar Pemberdayaan Teknologi Digital Dalam Membangun Budaya Baca juga menghadirkan narasumber pegiat literasi Maman Suherman, founder perpustakaan digital Lasmo Sudharno, Duta Baca Provinsi Sulawesi Tengah Asrianti DG Bintang dan pustakawan dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar Tulus Wulan Juni.
KEYWORD :Perpusatakaan Digital New Normal Revolusi Industri