Raja Bhumibol Adulyadej, wafat pada 13 Oktober 2016./foto:net
Bangkok - Kondisi kesehatannya yang terus menurun, sejak dikabarkan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit Siriraj Bangkok secara serius, pada Kamis (13/10) Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej, wafat. Raja yang berkuasa sejak 9 Juni 1946 itu dianggap sebagai figur yang menyatukan Thailand dan dicintai rakyatnya.
Berita kesehatannya yang terus menurun, membuat banyak rakyat Thailand berkumpul di depan rumah sakit beberapa hari sebelum wafatnya. Seperti dilaporkan dari Channel News Asia, hampir setiap harinya sejak pagi, warga berkumpul dan berdoa memohon kesembuhan raja, yang menunjukkan cinta dan dukungan mereka kepada sang raja. Mereka sangat berduka mendengar wafatnya Raja Bhumibol, dan lilin-lilin mulai dinyalakan sebagai tanda berbelasungkawa.
"Pada pukul 15.52, beliau meninggal dunia dengan tenang di RS Siriraj," demikian pernyataan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand, seperti dikutip dari Reuters.
Pendatang Baru Paetongtarn Terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand, Hadapi Tantangan Berat
Bhumibol Adulyadej, yang berusia 88 tahun, lahir di Cambridge, Massachusetts, AS pada 5 Desember 1927. Pada rentang pemerintahannya yang panjang, Thailand banyak mengalami pergolakan politik. Namun, Bhumibol mampu merangkulnya hingga Bhumibol menjadi penguasa yang memang dicintai rakyatnya.
"Raja Bhumibol Adulyadej sangat dicintai rakyatnya karena melayani dengan adil & merakyat. Sebagai sahabat Indonesia kita turut berduka cita," tulis Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla melalui akun twitternya, @Pak_JK.
Pernikahannya dengan Sirikit, anak seorang duta besar Thailand untuk Prancis pada tahun 1950, menurunkan seorang putra mahkota, Pangeran Vajiralongkorn (64). Inilah pangeran yang dipastikan akan melanjutkan kekuasaan Bhumibol Adulyadej.[]
bhumibol adulyadej thailand