Marlen Sitompul | Jum'at, 14/10/2016 10:05 WIB
Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia sangat menghormati dan menghargai ulama. Sebab, NU selalu mengedepankan etika, persatuan dan kesatuan bagi seluruh umat.
Demikian disampaikan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB,
Marwan Jafar, seperti dikutip dari akun twitternya di @marwan_jafar, Jumat (14/10).
Menurutnya, NU selalu mengedepankan kedamaian bagi seluruh umat bangsa. Maka, jika ada oknum yang menyampaikan pernyataan provokatif, sudah keluar dari garis ajaran NU.
"NU itu damai, teduh, solutif dan toleran. Jika ada oknum NU berbicara kasar dan tidak punya sopan santun (
suul adab) berarti sudah keluar dari tradisi NU," kata Marwan.
Apalagi, kata Marwan, dengan merendahkan dan menistakan ulama sama sekali tidak tercermin sebagai warga NU.
"NU sangat menghormati dan memuliakan Ulama, bukan merendahkan dan menistakan Ulama. NU ikut membangun peradaban Indonesia untuk kemaslahatan umat," terangnya.
Marwan menegaskan, NU selalu mengedepankan unsur kepantasan dan etika, bukan kesombongan dan bicara tanpa makna.
"Itulah ajaran Ulama kita sejak dulu sampai hari kiamat," tegas mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi itu.
Dalam kesempatan itu, Marwan mengimbau agar seluruh warga NU tidak terprovokasi dan tidak mau diadu domba dengan mempertontonkan sikap saling serang dengan penuh kebencian di ruang publik.
"Tetap jaga persatuan dan toleransi. Pilkada DKI Jakarta bukan segala-galanya, yang lebih penting adalah menjaga keutuhan umat, menjaga kohesivitas sosial dan menjaga ukhuwah sesama anak bangsa," terang Marwan.
Sebelumnya, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid tidak terima dengan sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menghina kitab suci umat Muslim, Alquran dan Ulama yang memiliki konsekuensi hukum.
MUI mengeluarkan keputusan itu terkait pernyataan Ahok yang mengutip surat Al Maidah ayat 51 saat berdiskusi dengan warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
"Namanya Alquran, yang paling sah untuk menafsirkan, yang paling tahu tentang Alquran itu sendiri adalah Allah SWT dan Rasulullah. Bukan Majelis Ulama Indonesia, bukan Ahmad Dhani, bukan Daniel Simanjuntak, bukan juga saya," kata Nusron dalam dialog di sebuah stasiun tv swasta nasional beberapa hari lalu.
KEYWORD :
Pilgub DKI Jakarta Marwan Jafar