Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi di sela launching Eduwisata Green House di Polbangtan Bogor, Senin 14 Desember 2020. (Foto: Supianto/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM di bidang pertanian salah satunya melalui Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S).
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, P4S merupakan lembaga pelatihan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petani secara swadaya, baik perorangan maupun kelompok.
P4S juga berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan SDM pertanian dalam bentuk pelatihan dan pemagangan dari oleh dan untuk petani serta masyarakat perdesaan.
"Hal ini merupakan wujud nyata partisipasi aktif petani, khususnya petani maju yang usahanya layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya dalam mempercepat penerapan teknologi baru," katanya.
Menurut Dedi, peranan P4S yang sudah ada sejak 1990-an untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap positif petani terhadap perkembangan teknologi yang berorientasi agribisnis dan berbasis kearifan lokal.
"P4S terbuka terhadap siapa saja yang ingin berlatih maupun magang untuk berusaha tani. Termasuk untuk menggaet kalangan milenial supaya terjun ke dunia pertanian," katanya.
Dedi menilai peran P4S sangat strategis. Sehingga pemerintah mendorong penumbuhkembangan P4S dalam rangka mempercepat proses pembangunan pertanian dan perdesaan.
"Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk memberdayakan P4S melalui pembinaan secara berkesinambungan, baik dari aspek manajemen pelatihan/permagangan, maupun pengembangan usaha, mengingat kapasitas pengelola P4S pada umumnya masih perlu ditingkatkan," katanya.
BPPSDMP, melalui Pusat Pelatihan Pertanian, bertanggung jawab secara langsung terhadap pembinaan P4S. Pembinaan dilakukan dengan memanfaatkan 10 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelatihan Pertanian.
Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, P4S terus tumbuh berkembang. Jika awalnya pada 1993 P4S hanya tumbuh sebanyak 14 di 10 Provinsi, maka pada 2020 ini P4S sudah terbentuk sebanyak 1.207 P4S yang terdiri dari kelas pratama (659 P4S), madya (446 P4S), dan utama (102 P4S) yang tersebar di 34 provinsi.
P4S memiliki berbagai jenis bentuk usaha tani dan teknologi yang diterapkan, seperti komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, alsintan, pengolahan hasil, dan pertanian terpadu.
Dedi menambahkan, untuk menjadi P4S dilakukan identifikasi dan klasifikasi oleh 10 UPT Pusat Pelatihan Pertanian. "Peserta pelatihan pun bukan hanya kalangan milenial, tetapi siapa saja yang berminat dalam mengembangkan usaha tani, sehingga berpeluang membuka lapangan kerja baru. Termasuk program YESS dan READSI mendorong tumbuhkembangnya P4S sehingga dapat menggaet milenial terjun ke dunia pertanian," katanya.
Upaya pembinaan yang dapat dilakukan dalam pengembangan P4S antara lain melalui Aspek Kelembagaan, Sarana dan prasarana, Ketenagaan, Penyelenggaraan serta pelaksanaan pelatihan atau permagangan. Pembinaan juga dilakukan melalui Usaha dan jejaring kerja.
Dedi menambahkan, masyarakat dapat memanfaatkan P4S secara langsung dengan menghubungi pengelola P4S.
"Terdapat berbagai jenis pelatihan yang ada dalam P4S yang bisa dimanfaatkan para calon petani muda pada khususnya dan petani non milenial pada umumnya, mulai komoditas komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, alsintan, pengolahan hasil, dan pertanian terpadu," ujarnya.
Setiap tahun dilakukan pemilihan P4S prestasi dengan diberikan penghargaan oleh Menteri Pertanian. Sejak tahun 2016 sampai dengan 2020 terdapat 22 P4S berprestasi yang mendapat penghargaan.
Selain itu juga ada yang berprestasi mendapatkan penghargaan dari Presiden seperti Slamet Wuryadi P4S Cilangkap, Sukabumi Penerima Penghargaan Adikarya Pangan Nusantara pada tahun 2015.
KEYWORD :BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi SDM Pertanian Unggul