Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat (Foto: Jurnas.com/ditjenhubla)
Jakarta, Jurnas.com - Pelabuhan Patimban resmi beroperasi pada Minggu (20/12) kemarin. Pelabuhan yang berlokasi di Subang, Jawa Barat itu langsung melayani kegiatan ekspor perdana produk otomotif sebanyak 140 unit kendaraan.
Sebanyak 140 unit kendaraan merek Toyota, Daihatsu, dan Suzuki dikirim melalui Kapal MV. Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd, diangkut untuk diekspor menuju Brunei Darussalam.
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengatakan pelabuhan ini bertujuan untuk mengolaborasikan seluruh kapal angkutan yang ada di wilayah Jawa.
"Kita melihat memang Patimban ini menjadi salah satu titik awal bagaimana kita mengonsolidasi kembali angkutan-angkutan yang ada di seluruh Indonesia ini menjadi satu," kata Menteri Budi dalam Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk `Kaleidoskop 2020: Komitmen Negara Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur di Tengah Pandemi Covid-19`, digelar secara virtual dari ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta pada Selasa (29/12).
Menhub melanjutkan, sebelumnya kapal-kapal angkutan dengan jumlah barang yang sedikit biasanya akan ke Singapura atau Malaysia. Dengan adanya pelabuhan ini, diharapkan semua barang- barang akan dikumpulkan di Pelabuhan Patimban dan selanjutnya dibawa dengan kapal-kapal besar, agar aktifitas internasional baik ke China, Eropa atau Amerika akan dipusatkan di pelabuhan ini.
Menhub menyatakan, pengembangan terminal peti kemas akan terus dilakukan hingga mencapai kapasitas maksimal yaitu di atas 7 juta TEUs. "Jadi kolaborasi antara Priuk dan Patimban ini akan menciptakan kurang lebih 14 juta TEUs," papar dia.
Pelabuhan Patimban merupakan pelabuhan utama yang dibangun dengan salah satu pertimbangan utama untuk mengurangi biaya logistik dan memperlancar arus barang, serta mengurangi beban kendaraan barang di jalan raya khususnya di wilayah Jabodetabek.
"Pelabuhan Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik. Khususnya untuk menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri, salah satunya produk otomotif," tutur Menhub Budi.
Secara keseluruhan, Pembangunan Pelabuhan Patimban dilakukan dalam tiga tahap. Saat ini telah diselesaikan pembangunan tahap 1 fase 1, yaitu meliputi pembangunan area terminal, pembangunan Breakwater, Seawall, dan Revetment, pembangunan Back Up Area, jalan akses, dan jembatan penghubung dengan Terminal Kendaraan seluas 25 Ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 218.000 CBU, Terminal Peti Kemas seluas 35 Ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 250.000 TEUs untuk tahap I secara keseluruhan.
Selanjutnya, untuk tahap 1 fase 2 akan dikerjakan pada tahun 2021-2024 dengan pekerjaan Terminal Peti Kemas seluas 66 Ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 3,75 juta TEUs, Terminal Kendaraan dengan kapasitas kumulatif sebesar 600.000 CBU, dan Roro Terminal seluas 200 m2.
Kemudian untuk tahap 2 akan dilaksanakan pada tahun 2024-2025 pekerjaan Terminal Peti Kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 5,5 juta TEUs. Sedangkan tahap 3 akan dilaksanakan pada tahun 2026-2027 dengan pekerjaan Terminal Peti Kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 7,5 juta TEUs.
KEYWORD :Pelabuhan Patimban Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Forum Merdeka Barat