Industri mebel dan kerajinan. (Foto:Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) telah menyiapkan beberap strategis dalam mendorong pengembangan industri mebel dan kerajinan nasional di tahun 2021.
"Pertama, untuk kecukupan suplai bahan baku utama (kayu dan rotan) perlu adanya regulasi pengamanan suplai bahan baku sebagai jaminan ketersediaan pasokan ke industri barang jadi," kata Ketua Presidium HIMKI, Abdul Sobur dalam keterangan diterima jurnas.com, Rabu (30/12).
Sobur mengatakan, HIMKI mendorong pemerintah untuk segera membuat Keppres atau regulasi yang mewajibkan penanaman kayu perkakas bagi hak pengusaha hutan (HPH).
Disamping itu, HIMKI juga tetap mendukung pemerintah terhadap kebijakan larangan ekspor log dan bahan baku rotan mentah/asalan, rotan poles, hati rotan serta kulit rotan dalam rangka menjamin pasokan bahan baku bagi industri barang jadi didalam negeri.
"HIMKI meminta agar Pemerintah tetap konsisten untuk mendorong ekspor produk barang jadi kayu dan rotan serta melarang ekspor rotan dalam bentuk bahan baku untuk meredam keresahan para pelaku usaha yang bergerak di bidang barang jadi," ujarnya.
Kedua, menginisiasi terbentuknya semacam Bulog Rotan, yaitu bumper rotan sebagai solusi untuk daerah hulu dan hilir. Untuk itu, perlu ada BUMN yang bertindak sebagai penyelenggara Bulog Rotan.
"Hal ini diperlukan mengingat bahan baku rotan adalah komoditas strategis untuk industri dalam negeri, dimana 85% bahan baku rotan berasal dari Indonesia," jelas Sobur.
Ketiga, untuk meminimalisir terjadinya praktek penyelundupan, khususnya bahan baku kayu dan rotan di berbagai wilayah NKRI yang mengganggu stabilitas pasokan bahan baku ke industri, HIMKI akan bekerja sama dengan Kepolisian RI dan pihak terkait dengan pengamanan bahan baku ini.
Keempat, HIMKI selalu berupaya untuk menghilangkan mandatory SVLK di hilir karena tidak sesuai dengan semangat membangun peningkatan daya saing industri berbasis kayu di hilir.
Kelima, untuk promosi dan pemasaran, bersama Kementerian Perindustrian yang di support PT. Silver Sea membuat pameran virtual. Hal yang sama akan dilakukan bersama PT. Dyandra Promosindo.
Keenam, untuk meningkatkan kualitas produk mebel dan kerajinan rotan, HIMKI bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah segera melakukan pelatihan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Teknik Produksi dan Teknik Desain Furniture Rotan secara rutin setiap tahunnya.
Di samping itu, lanjut Sobur, HIMKI juga secara rutin akan menyelenggarakan lomba desain furniture tingkat nasional maupun daerah, sehingga para desainer terpacu untuk meningkatkan kualitas desain furniture dan kerajinan.
Ketujuh, dalam rangka menyerap seluruh hasil produksi para pemungut rotan di daerah penghasil bahan baku, HIMKI mendukung kebijakan Pemerintah untuk mengundang dan mendatangkan para investor PMA/PMDN yang bergerak di bidang industri barang jadi rotan di daerah-daerah sumber bahan baku, sehingga perekonomian di daerah sumber bahan baku meningkat dan masyarakatnya sejahtera.
Kedelapan, untuk membantu permodalan anggota, terutama untuk pembiayaan ekspor, HIMKI bekerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank. HIMKI akan melakukan upaya atau pendekatan kepada pemerintah agar masa kerja berupa penugasan khusus ke LPEI untuk selamanya.
Kesembilan, mendorong pemerintah meningkatkan nilai bantuan pada program revitalisasi dan modernisasi teknologi produksi tercanggih, untuk memastikan terjadinya peningkatkan kinerja produksi.
Dengan demikian kapasitas produksi meningkat, mutu hasil produksi lebih standar, dan terjadi efisiensi sehingga bisa menyamai akselerasi pertumbuhan negara produsen yang sudah lebih maju seperti China, Vietnam, dan negara-negara produsen dari negara-negara maju yang sudah menerapkan teknologi 4.0.
Terakhir, untuk meningkatkan penggunaan furniture dan kerajinan rotan di dalam negeri, Pemerintah Pusat agar mewajibkan kepada para Kepala Daerah untuk menggunakan meja-kursi rotan bagi sekolah yang ada di wilayahnya.
Sebagai informasi, target pertumbuhan ekspor mebel dan kerajinan nasional yang dipatok HIMKI di atas 12-16% pada akhir tahun 2020 tidak tercapai, yang disebabkan pandemi virus corona (COVID-19).
Meksi demikian, HIMKI menargetkan ekspor mebel dan kerajinan sebesar US$ 5 miliar pada tahun 2024. Artinya dalam rentang waktu selama 4 tahun kedepan pertumbuhan ekspor rata-rata harus diatas 17% per tahun.
Sobur mengatakan, HIMKI menargetkan nilai ekspor furnitur ke Amerika Serikat (AS) bisa naik 71,4% hingga 114,28% menjadi US$ 1,2 miliar atau US$1,5 miliar pada 2025. Tahun lalu, ekspor furnitur ke As tercatat US$ 700 juta atau dengan berkontribusi sekitar 38,8% dari total nilai ekspor furnitur nasional.
KEYWORD :Industri Mebel Kerajinan Nasional HIMKI Abdul Sobur Kerajinan Rotan