Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Inovasi Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro meninjau produk inovasi (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Tahun ini, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek/BRIN) akan mengembangkan ventilator ICU pertama di Indonesia.
Menristek/BRIN Bambang P.S Brodjonegoro menyebut ventilator ICU ini berbeda dari ventilator sebelumnya, yang berhasil dikembangkan oleh perguruan tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk penanganan Covid-19.
"Sampai hari ini, dari ventilator yang dikembangkan oleh perguruan tinggi, LIPI, maupun BPPT, belum ada yang ICU. Ventilator ICU itu invasif. Karena belum ada, dan dibutuhkan oleh ruang ICU, kita akan fokuskan tahun ini kita harus bisa menghasilan ventilator ICU," ujar Menristek dalam Rakornas Kemristek/BRIN pada Rabu (27/1) di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
"Di samping itu, kita juga tetap mengembangkan ventilator jenis lain. Supaya paling tidak Indonesia belajar dan punya kemampuan menghasilkan ventilator ICU, tidak hanya penelitinya namun juga industrinya," sambung dia.
Lebih lanjut, Menristek mengatakan ventilator ICU saat ini sedang dikembangkan oleh lima lembaga. Harapannya, tahun ini sudah ada satu ventilator ICU, yang akan melewati proses uji klinis dan memperoleh izin edar.
"Ventilator ICU pertama di Indonesia ini agak beda dengan ventilator lainnya, karena sangat mutlak membutuhkan namanya uji klinis, dan uji klinisnya juga tidak mudah," kata Menteri Bambang.
Kemristek Menristek Bambang Brodjonegoro Ventilator ICU