Sabtu, 23/11/2024 23:52 WIB

Pemerintah Akui Banyak Kendala Wujudkan Vaksin Merah Putih

Alasannya, Indonesia agak terlambat dalam melakukan penelitian vaksin Covid-19 dibandingkan negara-negara lain.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Mukti (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Mukti mengakui bahwa terdapat jalan terjal untuk mewujudkan vaksin Covid-19 karya anak bangsa, Vaksin Merah Putih.

Alasannya, Indonesia agak terlambat dalam melakukan penelitian vaksin Covid-19 dibandingkan negara-negara lain.

"Jadi beberapa negara sudah mulai, kita belum. Kita awalnya agak mundur," ujar Ghufron dalam dialog produktif `Vaksinasi Kian Menanti, Indonesia Bebas Pandemi` yang digelar oleh KPC PEN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Selasa (9/2).

Selanjutnya, di awal pandemi tidak semua perusahaan siap melakukan hilirisasi Vaksin Merah Putih. Hanya Bio Farma, kata Ghufron, yang paling siap kala itu.

"Tapi Bio Farma juga memiliki tantangan, karena tidak hanya memproduksi vaksin di Indonesia. Sebagai anggota CEPI, juga punya komitmen internasional. Dan karena kita sudah mendapatkan 15 juta vaksin sebelumnya, maka ada kewajiban juga untuk memproduksi," jelas Ghufron.

Selain itu, faktor filling dan finishing juga menjadi kendala tersendiri karena membutuhkan tempat dan waktu. Belum lagi masalah administrasi, kata Ghufron.

"Namun nanti kalau sudah banyak yang divaksin, kita untuk uji coba klinisnya cari orang tidak mudah," imbuh dia.

Kendati demikian, Ghufron optimistis Indonesia mampu merampungkan Vaksin Merah Putih. Dia berharap setelah uji klinis rampung, Vaksin Merah Putih mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Bio Farma ini memiliki pengalaman yang sudah bisa meyakinkan WHO, karena sebelumnya kita sudah ekspor ke lebih dari 140 negara untuk vaksin polio oral," tutur dia.

Senada dengan Ghufron, juru bicara vaksinasi Bio Farma, Bambang Heriyanto membenarkan bahwa proses uji klinis akan menemui kendala karena sudah banyak masyarakat yang divaksin Covid-19 sebelumnya.

Namun dia yakin Bio Farma mampu menyelesaikan produksi Vaksin Merah Putih berbasis rekombinan yang diteliti oleh Lembaga Eijkman, berkat pengalaman pengembangan vaksin sebelumnya.

"Terkait vaksin merput berbasis rekombinan. Kami sudah punya kompetensi itu Saat ini Bio Farma juga sudah bisa mengembangkan dan memproduksi sendiri vaksin Hepatitis B yang berbasis rekombinan. Ini tentu tidak jauh teknologinya dengan vaksin covid dengan basis rekombinan," papar Bambang.

KEYWORD :

Vaksin Merah Putih Ali Ghufron Mukti Forum Merdeka Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :