![Dimona adalah fasilitas penelitian nuklir Israel. Secara resmi berganti nama setelah mendiang Presiden dan Perdana Menteri Israel Shimon Peres pada 2018. Israel mengembangkan bahan fisil untuk persenjataan nuklirnya di reaktor nuklir ini.](https://www.jurnas.com/images/posts/1/2021/2021-02-21/c53fa223e9ee4cb71fbdc697f40019f4_1.jpg)
Gambar yang diambil pada 8 Maret 2014 menunjukkan sebagian pemandangan pembangkit listrik tenaga nuklir Dimona di gurun selatan Negev Israel [JACK GUEZ / AFP via Getty Images]
Jakarta, Jurnas.com - Israel sedang memperluas fasilitas nuklir Dimona yang terletak di gurun Negev. Hal itu diungkapkan Panel Internasional untuk Bahan Fisil (IPFM), sebuah kelompok ahli independen.
Dimona adalah fasilitas penelitian nuklir Israel. Secara resmi berganti nama setelah mendiang Presiden dan Perdana Menteri Israel Shimon Peres pada 2018. Israel mengembangkan bahan fisil untuk persenjataan nuklirnya di reaktor nuklir ini.
Dilansir Middleeast, Minggu (21/02), IPFM) menunjukkan bahwa area yang sedang dikerjakan adalah beberapa ratus meter ke selatan dan barat dari titik pemrosesan di fasilitas nuklir.
Israel Bebaskan Jurnalis Wanita Palestina
Seperti dilansir The Guardian, Pavel Podvig, seorang peneliti dengan program sains dan keamanan global di Universitas Princeton, menjelaskan bahwa perluasan itu telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
"Pembangunannya dimulai cukup awal pada 2019, atau akhir 2018, jadi sudah berlangsung sekitar dua tahun, tapi hanya itu yang bisa kami katakan saat ini," katanya Pavel.
Israel Buka Kedubes Pertama di Bahrain
Fasilitas nuklir rahasia yang dibangun dengan bantuan Prancis pada 1950-an telah memainkan peran kunci dalam melengkapi persenjataan nuklir Israel.
Menurut The Guardian, Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan bahwa Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak, terbuat dari plutonium yang diproduksi di reaktor air berat Dimona .
Israel Siap Buka Kedubes Baru di Bahrain
Pemerintah Israel Nuklir Dimona Pengembangan Senjata