Rabu, 04/12/2024 04:17 WIB

Hay dan Silase Solusi Krisis Pakan aaat Kemarau untuk Peternak

Kesulitan pakan hijauan yang dirasakan peternak di Kabupaten Majalengka, Subang dan Sumedang, pada musim kemarau menjadi dasar pelakasanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Petani Penyuluh membuat hay dan silase

Bimbingan Teknis bagi petani dan penyuluh di Kabupaten Majalengka. (Foto: Ist)

Majalengka, Jurnas.com - Pakan menjadi bagian penting dalam usaha peternakan. Namun, saat musim kemarau/kering, peternak kerap kesulitan mendapatkan pakan hijauan. Sebagai solusi peternak bisa membuat hay dan Silase.

Kesulitan pakan hijauan yang dirasakan peternak di Kabupaten Majalengka, Subang dan Sumedang, pada musim kemarau menjadi dasar pelakasanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Petani Penyuluh membuat hay dan silase.

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkolaborasi dengan Komiisi IV DPR RI menyelenggarakan bimtek untuk berbagai persoalan yang dihadapi petani khususnya di wilayah Majalengka.

Rachmat Somanjaya, pakar pakan ternak ruminasia dari Universitas Majalengka mengatakan, dalam dunia peternakan dikenal istilah hay dan silase. Hay adalah rumput yang sengaja dikeringkan. Sedangkan silase adalah hijauan segar yang difermentasi, dibuat dari tanaman yang dicacah, disimpan dalam silo, kemudian dipadatkan untuk menghilangkan oksigen (anaerob) dan ditambahi probiotik.

Selama ini Rachmat menilai, ada anggapan bahwa silase itu harus memakai probiotik, sementara yang tanpa probiotik namanya fermentasi. "Itu keliru, bahwasannya produknya adalah silase, prosesnya fermentasi. Padahal baik itu memakai probiotik ataupun tidak kalau proses pengawetannya secara fermentasi itu outputnya adalah silase,“ tuturnya.

Jenis tanaman yang direkomendasikan adalah hijauan pakan sorgum, dikombinasikan dengan indigofera yang sangat baik untuk ternak. "Pengawetan hijauan seperti hay dan silase ini menjadi solusi alternatif untuk mengatasi krisis pakan ternak saat musim tertentu/kemarau," tambahnya.

Dikatakan, metode pengeringan rumput atau hay sering digunakan peternak kecil atau peternakan rakyat. Pengeringan dilakukan baik menggunakan teknologi oven maupun rumah kaca. Bisa juga dengan cara konvensional menggunakan sinar matahari.

Ketersediaan pakan

Rachmat mengakui, dalam berusaha dibidang peternakan ruminansia, seringkali pelaku berhadapan dengan tidak tersedianya suplai pakan ternak dengan kualitas yang baik sepanjang tahun, terutama selama musim kemarau. Padahal, pengembangan peternakan apapun jenis komoditinya yang paling utama adalah ketersediaan pakan.

Untuk itu Ia mengajak peternak menggunakan metode penyimpan pakan ternak. "Kalau kita mau beternak ruminansia atau apapun usahakan ketersediaan pakan terjamin. Bagaimana caranya? Yaitu dengan pengolahan pakan. Pakan yang ada kita olah, kita awetkan sehingga ketersediaannya tidak mengenal musim, “ ujarnya.

Materi ini mendapat apresiasi dari sejumlah petani/peternak baik dari wilayah Majalengka maupun Subang dan Sumedang. Seperti Iyeng Alim peternak Majalengka mengatakan, materi silase memberikan pencerahan bahwa pakan tidak harus selalu segar, namun bisa dalam bentuk kering tanpa kehilangan nilai gizi untuk ternak.

Omo Karmana petani padi dari Desa Ujung Jaya Kabupaten Sumedang, menganggap moment ini sebagai ajang untuk silaturahmi dan bertukar informasi sesama petani.

“Mendapatkan materi membuat silase merupakan pengetahuan baru bagi kami. Jerami yang dihasilkan dari usaha padi selain dapat dibuat pupuk juga bisa menjadi pakan ternak. Walau Saya tidak punya ternak, namun disekitarnya banyak petani ternak, sehingga menjadi peluang untuk mendapatkan tambahan penghasilan”, ungkapnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengatakan sistem pertanian yang maju, mandiri dan modern bersumber pada SDM pertaniannya. Untuk itu sangat diperlukan penguatan kapasitas SDM pertanian.

"Pertanian yang maju, mandiri dan modern berarti kita bicara SDM. Maka perlu ada penguatan kapasitas SDM pertanian kita," ujar Mentan Syahrul

Mengenai peningkatan produktivitas Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan agen yang paling besar dalam peningkatan produktivitas adalah sumber daya manusianya.

“ Berbicara peningkatan produktivitas berarti peningkatan SDM-nya. Hal ini akan difokuskan pada penyuluhan pertanian dengan memperkuat Kostratani di kecamatan yang merupakan unsur utama dalam mendorong produktivitas pertanian." ujar Dedi

KEYWORD :

Hay Silase Krisis Pakan Petani Ternak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :