SMK Pusat Keunggulan diharapkan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa yang sesuai dengan standar dunia usaha dan dunia industri (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Penguatan sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dalam peluncuran SMK Pusat Keunggulan pada Rabu (17/3).
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan, program Merdeka Belajar Episode ke-8 ini diharapkan menjadi penggerak bagi SMK di Indonesia, agar meningkatkan kualitas hasil belajar siswa yang sesuai dengan standar dunia usaha dan dunia industri (DUDI) atau dunia kerja.
Adapun Kemdikbud, lanjut Nadiem, telah menyiapkan enam bentuk dukungan di antaranya penguatan SDM di satuan pendidikan vokasi. Dia menekankan kembali pentingnya penguatan kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif.
"Ini bertujuan untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja," ujarnya.
Kedua ialah pembelajaran kompetensi siap kerja dan berkarakter melalui pembelajaran, berorientasi pada penguatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan pengembangan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila.
Ketiga, penguatan aspek praktik pada peserta didik yang dilakukan dengan memberikan bantuan dana hibah untuk meningkatkan sarana prasarana yang berfokus pada kelengkapan sarana belajar praktik bagi siswa yang terstandar.
"Kemudian, yang keempat adalah manajemen sekolah berbasis data yang dilakukan melalui pendampingan pada sekolah. Termasuk perencanaan berdasarkan evaluasi data dan penggunaan platform digital," jelas Mendikbud.
Kelima adalah pendampingan oleh perguruan tinggi. Keenam adalah sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk dukungan penyelenggaraan SMK yang berkelanjutan.
Program SMK Keunggulan disambut positif oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani. Dia mengatakan pendidikan dan pelatihan vokasi tidak dapat dipisahkan kerena keduanya saling terkait dalam peningkatan produktivitas nasional.
Demikian halnya, masalah ketenagakerjaan di Indonesia juga tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan terutama pendidikan vokasi.
Rosan meyakini bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak bisa secara instan namun harus melalui proses yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
"KADIN senantiasa selalu mendukung langkah-langkah Kemendikbud di bidang vokasi, untuk meningkatkan SDM kita ke depannya. Insya Allah kita bisa menghasilkan tenaga kerja yang unggul, terampil, dan kompeten sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan menumbukan perekonomian," jelas Rosan.
Ketua LP Ma’arif NU, Z. Arifin Junaidi menyatakan bahwa bagi institusinya, profesional itu ditandai dengan kompetensi, sikap konsisten dan konsekuen, komitmen, kompetitif dan berkarakter.
Oleh karena itu, LP Ma`arif NU turut menyiapkan lulusan yang siap masuk ke dunia kerja, siap membuka lapangan kerja, dan siap meneruskan belajar ke jenjang yang lebih tinggi bagi yang menghendakinya.
"LP Ma`arif NU menyambut baik peluncuran program Pusat Keunggulan dari Ditjen Pendidikan Vokasi Kemdikbud. Semoga program ini berjalan dan berhasil dengan baik, sesuai dengan tujuannya," harap Arifin Junaidi.
Ketua Majelis Dikdasmen Muhammadiyah, Baedhowi mengapresiasi peluncuran program SMK Pusat Keunggulan. Peranan SMK sangat penting untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil. Dengan SMK yang unggul, diharapkan lulusan lebih siap kerja, berdaya saing, serta menjadi calon pengusaha yang andal.
"Dengan keunggulan yang ada tersebut, maka diharapkan lulusan-lulusan SMK, khususnya untuk SMK Pusat Keunggulan tadi akan menjadi contoh bagi SMK-SMK yang lain," ujar Baedhowi.
Merdeka Belajar Episode 8 SMK Pusat Keunggulan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim