Marlen Sitompul | Rabu, 26/10/2016 15:49 WIB
Ketua DPP PDIP, Trymedia Panjaitan
Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) mengecam pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan yang mengaitkan Megawati Soekarnoputri terkait hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) kematian Munir.
Ketua DPP PDIP, Trimedya Panjaitan meminta agar Syarief tidak asal bicara, jika tidak paham dengan konteks dan inti dari persoalan mengenai hilangnya dokumen TPF tersebut.
"Syarif Hasan jangan Asbun karena beberapa waktu lalu dia bilang Ibu Megawati perlu dipanggil terkait TPF. Bagi kita, dia itu ngga mengerti tidak mengikuti alur ini, jadi jangan asal ngomong dengan bilang Ibu Mega harus dipanggil terkait TPF," kata Trimedya, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/10).
Wakil Ketua Komisi III DPR itu meminta agar Syarief tidak menggeser inti persoalan yang sebenarnya. Sebab, yang menjadi permasalahan adalah hilangnya dokumen TPF tersebut.
"Persoalannya ini kan proses sudah terjadi, di RT saja arsip-arsip pasti disusun lebih bagus, masa negara bisa kehilangan arsip, ini sesuatu agak janggal," terangnya.
"Apalagi secara terbuka Pak Sudi mengakui arsipnya hilang, ini keteledoran masa negara bisa kehilangan arsip. Para pembantu presiden
SBY ini harus dipanggil, Mensesneg, Kapolri atau siapa saat era
SBY," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ia memberi masukan agar pihak Kejaksaan tidak terpaku dengan dokumen TPF yang asli. Jika dibutuhkan, Kejaksaan bisa meminta dokumen asli kepada anggota TPF era
SBY.
"Dokumen itu bisa menjadi kebijakan penyelesaian pelanggaran HAM, dan juga dalam ketentuannya tidak ada bertindak atas dokumen asli," tandasnya.
Sebelumnya, Syarief Hasan membawa-bawa nama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait hilangnya
TPF Munir. Menurutnya, insiden kematian Munir saat pemerintahan Megawati.
"Kejadiannya kan (kematian Munir) era Megawati bukan era Pak
SBY, Pak
SBY hanya punya inisiatif bentuk TPF," kata Syarief, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/10).
KEYWORD :
Aktivis HAM Munir Said Thalib Susilo Bambang Yudhoyono SBY TPF Munir Presiden Jokowi Trymedia