Sabtu, 23/11/2024 11:57 WIB

Iran dan China Komitmen Perkuat Hubungan Selama 25 Tahun

China dan Iran, keduanya dikenai sanksi AS, menandatangani perjanjian kerja sama 25 tahun

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (kanan) dan mitranya dari China Wang Yi, berpose untuk berfoto setelah menandatangani perjanjian di ibu kota Teheran, pada 27 Maret 2021 [AFP via Getty Images]

Jakarta, Jurnas.com - China dan Iran, keduanya dikenai sanksi AS, menandatangani perjanjian kerja sama 25 tahun pada Sabtu untuk memperkuat aliansi ekonomi dan politik mereka yang telah berlangsung lama.

"Hubungan antara kedua negara sekarang telah mencapai tingkat kemitraan strategis dan China berusaha untuk meningkatkan hubungan secara komprehensif dengan Iran," ujar Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dilansir Middleeast, Senin (29/03).

"Hubungan kami dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh situasi saat ini, tetapi akan permanen dan strategis," kata Wang menjelang upacara penandatanganan yang disiarkan televisi.

"Iran memutuskan secara independen hubungannya dengan negara lain dan tidak seperti beberapa negara yang mengubah posisi mereka dengan satu panggilan telepon."

Kesepakatan itu membawa Iran ke dalam Belt and Road Initiative China, skema infrastruktur multi-triliun dolar yang dimaksudkan untuk membentang dari Asia Timur ke Eropa.

Proyek ini bertujuan untuk memperluas pengaruh ekonomi dan politik China secara signifikan, dan telah menimbulkan kekhawatiran di Amerika Serikat.

China telah sering berbicara menentang sanksi AS terhadap Iran dan sebagian menentangnya. Zarif menyebutnya "teman untuk masa-masa sulit".

Wang bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani menjelang penandatanganan di Teheran. Perjanjian tersebut diharapkan mencakup investasi China di sektor-sektor seperti energi dan infrastruktur.

Rouhani menyatakan apresiasi atas dukungan Beijing untuk posisi Iran pada kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia, di mana pihaknya setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

"Kerja sama antara kedua negara sangat penting untuk implementasi kesepakatan nuklir dan pemenuhan kewajiban negara-negara Eropa," kata Rouhani, menurut situs resminya.

Presiden AS Joe Biden telah berusaha untuk menghidupkan kembali pembicaraan dengan Iran tentang kesepakatan nuklir yang ditinggalkan pada 2018 oleh pendahulunya, Donald Trump pada 2018. Teheran ingin sanksi yang diberlakukan Trump dihapus sebelum negosiasi dilanjutkan.

"Di bawah pemerintahan baru, Amerika ingin mempertimbangkan kembali kebijakan mereka dan kembali ke perjanjian nuklir, dan China menyambut baik langkah mereka," kata Wang.

Dia juga berjanji bahwa China akan memberikan lebih banyak vaksin virus korona ke Iran, negara Timur Tengah yang paling parah terkena pandemi.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan perjanjian itu adalah "peta jalan" untuk perdagangan dan kerjasama ekonomi dan transportasi, dengan fokus khusus pada sektor swasta kedua negara.

KEYWORD :

Pemerintah China Hubungan Diplomatis Negara Iran Sanksi AS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :