Selasa, 26/11/2024 14:37 WIB

Tangkal Radikalisme, Konten Positif Pancasila Harus Penuhi Dunia Maya

Abdul Rahman Thaha (ART) menilai hal itu merupakan salah satu akibat banyaknya paham-paham atau informasi jahat yang kian merajalela di dunia maya.

Anggota Komite 1 DPD RI, Abdul Rachman Thaha (foto: Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Maraknya tindakan teroris yang disinyalir merupakan buah dari paham radikalisme menjadi momok yang sangat merisaukan bagi bangsa. Apalagi saat ini banyak menyayasar kalangan milenial.

Anggota Komite 1 DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART) menilai hal itu merupakan salah satu akibat banyaknya paham-paham atau informasi jahat yang kian merajalela di dunia maya.

Menurutnya, program pemerintah tentang deradikalisasi yang selama ini dicanangkan kalah cepat dengan informasi-informasi jahat yang tersebar di dunia maya.

"Saya ragu program deradikalisasi masih mujarab. Program deradikalisasi, saya khawatirkan, kalah cepat dibandingkan lalu lalangnya informasi-informasi jahat di dunia maya dan media sosial," kata ART dalam keterangan tertulisnya, Jumat (02/04).

Ia mengatakan bahwa beranak-pinaknya pelaku teror adalah lewat mekanisme self-radicalization dan self-recruitment, dimana pasokan modulnya berserak di dunia maya dan medsos.

"Mereka adalah pembelajar mandiri. Sehingga, lewat dua mekanisme tadi, lone wolf yang berasal dari kalangan muda tampaknya akan tumbuh subur," ujarnya.

Untuk menangkal hal itu, lanjut ART, sebagai gantinya, kelola konten dan teknis semaksimal mungkin. Dari sisi konten, semua pihak perlu perbanyak catatan prestasi positif tentang Pancasila yang merupakan ideologi yang tak tergantikan di Republik ini.

"Sebarkan catatan hebat tentang Pancasila itu di dunia maya. Selama catatan itu dianggap masih minim, maka hal-hal lain akan menenggelamkan kedigdayaan Pancasila itu," ujarnya.

Selain itu, Pria asal Palu Sulawesi Tengah itu juga meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk mengimplementasikan predictive policing (PP) sekencang mungkin. PP disampaikan Kapolri sebagai tagline kepemimpinannya.

Menurutnya, PP merupakan kerja perpolisian dengan menanfaatkan big data untuk mendeteksi gelagat keresahan sosial dan kejahatan.

"PP semestinya ideal untuk menangkal penyebaran konten negatif yang menjadi bahan bagi self-radicalization. Saya menantikan kerja PP itu," tutupnya.

KEYWORD :

Paham Radikalisme Dunia Maya Abdul Rahman Thaha Ideologi Pancasila




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :