Peserta magang ke Jepang. (Foto: Ist)
Batu, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian guna mendukung terwujudnya pertanian yang maju mandiri dan modern, salah satunya melalui program magang jepang.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, diamanatkan untuk melaksanakan program magang ke Jepang ini hingga berhasil.
Para pemuda yang siap menjadi petani milenial ini Sebelum dikirimkan ke Jepang diberikan pelatihan selama 75 hari berfokus pada penguasaan bahasa dan pengenalan budaya.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) yang menyelenggarakan Pelatihan Magang Jepang.
"Tidak hanya mengikuti pelatihan di sini, para peserta juga diboyong ke P4S Karekso Pasuruan untuk dimatangkan kemampuan teknis pertanian," kata Kepala BBPP Batu, Wasis Sarjono baru-baru ini.
Ditambahkannya saat ini petani milenial mempunyai peran yang sangat penting. “Petani milenial sendiri adalah petani yang berusia antara 19 sampai 39 tahun, ditandai pula dengan penggunaan dan keakraban komunikasi, media, serta teknologi digital”, tambah Wasis.
Menurut Wasis, petani milenial memiliki jiwa yang adaptif dalam pemahaman teknologi digital, sehingga tak terlalu kaku dalam melakukan identifikasi dan verifikasi teknologi.
Lebih lanjut Wasis menyampaikan harapan nya keberadaan para peserta magang sebagai generasi penerus pembangunan pertanian selama 14 hari di P4S Karekso dapat memperoleh pelajaran berharga sebagai bekal untuk berangkat magang ke Jepang.
Dalam beberap kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan dukungannya bahwa penyiapan tenaga kerja harus dilakukan.
"Kita membutuhkan generasi muda pertanian yang siap bersaing secara global. Untuk itu, kemampuan tenaga tani harus disiapkan, salah satunya melalui program magang," ujar Mentan Syahrul.
Kepala BPPSDMP, Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, Indonesia punya kompetensi dalam mengelola tenaga magang ke negara-negara yang sudah maju pertaniannya diantaranya Jepang.
"Pasti nanti output-nya juga akan meningkat pesat, sehingga juga ada yang istimewa. Sekarang target Pak Menteri itu 1000 orang berangkat ke Jepang. Itu istimewa. Sebab kalau tahun-tahun lalu itu paling sekitar 200-an, tetapi tahun ini harus 1000," ujarnya.
Menurut Dedi, Jepang memiliki etos kerja yang baik dan memliki budaya kerja keras. Para petani Jepang bekerja ke lapangan sebelum matahari terbit, dan pulang ke rumah setelah matahari terbenam.
"Artinya, jam kerja mereka lebih dari 12 jam. Sekembalinya dari Jepang Petani milenial ini diharapkan bisa menjadi pengusaha petani milenial di wilayahnya masing-masing dan dapat bersaing secara global," kata Dedi.
KEYWORD :BPPSDMP Kementan BBPP Batu Dedi Nursyamsi Magang ke Jepang