Minggu, 24/11/2024 04:04 WIB

Mesir Masuk Daftar 10 Besar Negara Terburuk untuk Para Buruh

Mesir telah terdaftar oleh Konfederasi Serikat Buruh Internasional sebagai salah satu dari sepuluh negara terburuk di dunia untuk pekerja di dunia.

Para pekerja mewarnai benang di dalam tong di bengkel celup tradisional di ibu kota Mesir, distrik Darb al-Ahmar yang berusia berabad-abad di Kairo pada 21 Januari 2020 [KHALED DESOUKI/AFP via Getty Images]

Jakarta, Jurnas.com - Mesir telah terdaftar oleh Konfederasi Serikat Buruh Internasional sebagai salah satu dari sepuluh negara terburuk di dunia untuk pekerja di dunia.

Dalam laporan tahunannya, ITUC mengatakan bahwa pemerintah telah menyalahgunakan hak pekerja untuk mogok dan mengorganisir serikat pekerja dan menyerang kebebasan berbicara mereka.

Federasi serikat pekerja internasional mengatakan bahwa pemerintah dan pengusaha telah menggunakan pandemi virus corona di seluruh dunia untuk mengeksploitasi pekerja mereka dengan meningkatkan pengawasan, memecat karyawan, mengintimidasi serikat pekerja, dan bahkan menggunakan kekerasan dan pembunuhan.

"Pandemi COVID-19 telah menghancurkan pekerjaan, komunitas, dan kehidupan. Indeks Hak Global mengungkap panggilan memalukan dari pemerintah dan perusahaan yang telah mengejar agenda anti serikat pekerja di hadapan pekerja yang telah berdiri di garis depan menyediakan pekerjaan penting untuk menjaga ekonomi dan masyarakat berfungsi, ujar Sekretaris Jenderal ITUC Sharan Burrow, dilansir Middleeast, Rabu (07/07).

Pada Maret tahun lalu, orang terkaya kedua Mesir, Naguib Sawiris, mengatakan orang Mesir harus tidur di lantai pabrik untuk mengurangi pergerakan mereka agar bisa kembali bekerja setelah merebaknya virus corona.

Dalam sebuah pernyataan, gerakan sosialis revolusioner Mesir mengatakan mesir merupakan manifestasi dari wajah sebenarnya dari kapitalisme, yang merupakan eksploitasi dan pengejaran keuntungan, bahkan dengan mengorbankan nyawa jutaan pekerja.

Mantan Pengawas hak Amnesty International menggambarkan serangan pemerintah Mesir terhadap pekerja dan anggota serikat pekerja sebagai "tanpa henti" dengan penangkapan, penahanan, pemecatan, dan persidangan di pengadilan militer sebagai norma.

Serangan-serangan ini sebagai tanggapan atas protes dan pemogokan dengan banyak pekerja ditahan dalam penahanan pra-persidangan hanya karena melakukan protes damai. Banyak yang dipotong gajinya atau diberhentikan dari pekerjaan sebagai tindakan hukuman.

Pada bulan Mei pihak berwenang menahan sepuluh pekerja dari Perusahaan Besi dan Baja dan membubarkan 500 orang yang memprotes menyusul berita bahwa perusahaan akan dilikuidasi.

Buruh menuntut ganti rugi yang cukup dan pemecatan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Hisham Tawfiq.

KEYWORD :

Para Buruh Wilayah Mesir Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :