Minggu, 24/11/2024 00:00 WIB

Kenaikan Harga Pangan Nodai Kegembiraan Warga Yaman di Momen Idul Adha

Perayaan tersebut datang tahun ini di tengah kenaikan harga, gangguan gaji, dan devaluasi mata uang lokal

Warga Yaman membeli permen dan kacang-kacangan di supermarket di ibu kota Sanaa pada 18 Juli 2021 [MOHAMMED HUWAIS/AFP

Jakarta, Jurnas.com - Perayaan Idul Adha (Hari Raya Kurban) umat Islam tidak lagi menjadi sumber kegembiraan di Yaman yang dilanda perang. Sebaliknya, itu telah menjadi pengingat kondisi ekonomi yang memburuk di negara Arab.

Sejak 2014, Yaman telah dilanda perang saudara, di mana lebih dari 233.000 orang tewas dan 80 persen dari 30 juta penduduk negara itu menjadi bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup, dalam krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Perayaan tersebut datang tahun ini di tengah kenaikan harga, gangguan gaji, dan devaluasi mata uang lokal, menyebabkan tidak adanya manifestasi Idul Adha dari menyembelih hewan kurban dan membeli pakaian baru.

Daging, permen, kue, dan kacang tidak ada di meja kebanyakan orang Yaman pada Idul Adha, sementara pasar ternak menyaksikan stagnasi yang belum pernah terjadi sebelumnya karena kenaikan harga.

“Banteng itu berharga sekitar 850.000 riyal Yaman ($ 1.500) tahun ini, naik dari hanya 420.000 riyal ($ 700) tahun lalu,” Omar Attia, seorang pedagang ternak di Pasar Minggu di provinsi Taiz barat daya, dilansir Middleeast, Selasa (20/07).

Harga seekor domba atau kambing lokal berkisar antara 120.000 dan 200.000 riyal ($150-200) atau sekitar Rp2,9 juta.

Attia mengaitkan tingginya harga hewan kurban dengan mengimpor sebagian besar dari mereka dari luar negeri.

"Harga ternak lokal yang dibawa dari kota-kota pesisir juga meningkat, karena tingginya biaya transportasi ke Taiz melalui jalan pegunungan yang berlumpur, tingginya harga turunan minyak, dan blokade yang diberlakukan di kota itu sejak 2015."

Ali al-Watiri, seorang karyawan dari Taiz, pergi ke pasar ternak untuk membeli hewan untuk Idul Fitri, tetapi kembali ke rumah dengan tangan kosong karena harga yang tinggi.

"Seperti ribuan orang Yaman sekarang, saya harus membeli ayam segar pada hari pertama Idul Fitri dan menganggapnya sebagai pengorbanan," kata al-Wateri.

Idul Adha menandai momen sakral ketika Nabi Ibrahim rela mengorbankan putranya, Ismail demi Allah.

KEYWORD :

Idul Adha Warga Yaman Kenaikan Harga




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :