Amir Syamsuddin (Covesia)
DEPOK - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin jengkel atas pernyataan pihak istana yang menyebut sejumlah proyek pembangkit listrik mangkrak merupakan peninggalan pemerintahan sebelum Joko Widodo (Jokowi) memimpin.
Sebelum Jokowi, Republik Indonesia dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurut Amir, proyek mangkrak itu ada penyebabnya. Karena itu, tegas Amir, proyek mangkrak itu jangan dipolitisasi.
"Jangan kita politisasi lah. mangkrak itu tentu ada sebabnya kenapa mangkrak," cetus Amir saat ditemui di Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (12/11).
Sebagai "dedengkot" partai berlambang bintang mercy, Amir membela SBY. Amir menyebut, SBY tak mempunyai tradisi menjelek-jelekan pemerintah sebelumnya.
"Jadi begini, tidak merupakan tradisi dari seorang SBY pada saat dia dapatkan alih kekuasaan itu kemudian dia (SBY) menjelek-jelekan pemerintahan yang sebelumnya, tidak ada tradisi. Transisi yang dilakukan adalah manis dan baik," ungkap Amir.
Menurut Amir ada jalurnya jika memang ditemukan masalah soal proyek "strum". Jadi, tegas Amir, tak perlu di politisasi untuk menimbulkan kecurigaan atau merusak citra seseorang.
"Permasalahan yang dihadapi presiden (Jokowi) saat ini sudah sangat serius. Atasi lah situasi saat ini dengan cerdas dan baik. semua orang mendoakan ya. mendoakan beliau itu betul-betul menjadi presiden kita dan menyelesaikan masa kepresidenannya dengan mulus dan baik," ujar dia.
Salah satu permasalahan yang dimaksud disinyalir merujuk pada aksi demonstrasi pada 4 November lalu. Dimana ribuan orang dari berbagai elemen islam menuntut penegakan hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga menista agama dengan pernyataannya tentang Surat Al Maidah
"Kejadian di 4 November jangan ditarik-tarik, itu kan sebetulnya keadilan sederhana yang bisa diselesaikan dengan manis dan baik kalau aspirasi pendemo diterima utusannya tidak ada kesulitan apa-apa. ada yang mengatakan ada yang menasehatkan jangan menerima karena faktor pengamanan kurang, seperti apa di istana itu kalau hanya 10 20 utusan diterima, karena jumlah mereka jutaan. sangat mendinginkan sebenarnya situasi itu, tidak perlu kemudian ada roadshow," sindiri Amir.
Amir enggan berspekulasi atas respon Jokowi menyikapi sejumlah permasalah sebagai sebuah manuver. Amir justru mengingatkan, sebagai seorang pemimpin, Jokowi seharusnya lebih meningkatkan kualitas diri atau dewasa dalam menyikapi sejumlah permasalah.
"Orang berspekulasi jangan saya ikut-ikutan berspekulasi nanti menjadi api, nggak bagus. Jadi memang apa namanya takdir sejarah sudah memberikan beliau kesempatan, tetapi proses belajar itu tidak bisa dikatakan kalau orang sudah menjadi presiden tidak perlu belajar lagi. ini proses belajar juga untuk meningkatkan kualitas diri seorang presiden dengan pengalaman tantangan cobaan yang dihadapi makin meningkatkan kualitas dirinya," tandas Amir.
"Semoga ke depan dia bisa bebas murni setelah tahapan bebas bersyarat dilalui dengan seluruh persyaratannya," tandas Amir.
KEYWORD :Amir Syamsuddin SBY Proyek Listrik Mangkrak