Selasa, 26/11/2024 11:47 WIB

Beroperasi Tahun Ini, ICE Institute Sediakan 14 Ribuan Beasiswa

ICE Institute teregistrasi dengan 14 perguruan tinggi ternama, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Jakarta, IPB University, Unika Atma Jaya, Universitas Pelita Harapan, UNS, ITS, Pradita University, Binus University, Universitas Diponegoro, Telkom University, Universitas Terbuka, serta Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia.

Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Ojat Darojat (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Marketplace pembelajaran daring, Indonesia Cyber Education (ICE) Institute, akan mulai beroperasi tahun ini. Di tahun pertamanya, ICE Institute menyediakan 14.550 beasiswa kepada mahasiswa di Tanah Air.

ICE Institute teregistrasi dengan 14 perguruan tinggi ternama, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Jakarta, IPB University, Unika Atma Jaya, Universitas Pelita Harapan, UNS, ITS, Pradita University, Binus University, Universitas Diponegoro, Telkom University, Universitas Terbuka, serta Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia.

ICE Institute juga menggandeng sejumlah perguruan tinggi internasional, yang tergabung dalam lokapasar EdX yang dimotori oleh Universitas Harvard dan MIT Amerika Serikat.

"ICE Institute merupakan marketplace pembelajaran daring di Indonesia, galeri mata kuliah daring yang dapat ditempuh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dan dapat dialihkreditkan ke dalam lingkungan ekosistem pendidikan tinggi Indonesia dengan menggunakan teknologi blockchain," jelas Rektor Universitas Terbuka (UT) sekaligus Ketua Konsorsium ICE Institute dalam kegiatan `Grand Lauching Lokapasar Pembelajaran Dalam Jaringan Indonesia` pada Rabu (28/7) secara daring.

Ojat menambahkan, Konsorsium Pembelajaran Daring Indonesia merupakan perwujudan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek.

Karenanya, Ojat berharap mata kuliah yang ditawarkan di ICE Institute dapat dimanfaatkan maksimal oleh para pengguna di Tanah Air, sebagai dukungan terhadap kebijakan MBKM.

"Semoga apa yang kita lakukan bermanfaat maksimal bagi bangsa, dan sebagai bagian dharma bakti kita," sambung Ojat.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek, Nizam, mengapresiasi mulai beroperasinya ICE Institute. Menurut dia, kehadiran marketplace pembelajaran daring ini berguna untuk memperluas akses pendidikan dan teknologi mulai dari Sabang sampai Merauke.

"ICE seharusnya tidak dilihat sebagai ancaman, namun sebagai peluang. Jadi memberikan akases bagi pelosok yang mungkin tidak punya akses pada sumber belajar yang berkualitas tinggi, pakar hebat, dengan ICE mereka bisa punya akses sumber belajar kelas dunia," ujar Nizam.

Hadir dengan tema `Merdeka Belajar untuk Semua`, ICE Institute menawarkan mata kuliah dalam skema pembelajaran daring berkualitas. Saat ini terdapat 165 mata kuliah dari perguruan tinggi papan atas Indonesia. Juga, 2.500 slot peserta untuk mengambil 1.381 mata kuliah dari EdX.

Selain itu, tersedia pula akses ke berbagai kursus terbuka bahasa Inggris, yang dikelola oleh instruktur dari berbagai kampus bereputasi di Amerika Serikat, yang dikelola oleh RELO Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

"Saya titip agar ICE Institute ini menjadi mata air bagi seluruh perguruan tinggi di Tanah Air," tutup Nizam.

KEYWORD :

ICE Institute Universitas Terbuka Ojat Darojat Perkuliahan Daring Marketplace




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :