Taliban (foto:AA)
Kabul, Jurnas.com - Lashkar Gah, ibu kota provinsi selatan Helmand, menjadi kota terbaru yang berhasil direbut oleh kelompok militer Taliban, setelah melewati dua minggu pertempuran sengit.
Dikutip dari Reuters pada Jumat (13/8), pejabat tinggi pemerintah dan angkatan bersenjata dibawa keluar dari benteng terakhir di kota itu sekitar Kamis (12/8) tengah malam, menurut keterangan pejabat anonim yang menolak disebutkan namanya.
"Sekitar 200 anggota ANDSF, yang ditinggalkan di kompleks gubernur, dengan campur tangan para tetua, menyerah kepada Taliban," kata pejabat itu.
Sebelumnya, Kota Sar-e-Pul, Taloqan, dan Kunduz jatuh ke tangan Taliban. Dikutip dari BBC pada Senin (9/8), Taliban menegaskan tidak ada kesepakatan tentang gencatan senjata dengan pemerintah. Salah seorang juru bicara Taliban juga memperingatkan intervensi Amerika Serikat (AS) lebih lanjut di Afghanistan.
Kekerasan meningkat di Afghanistan setelah AS dan pasukan internasional lainnya mulai menarik pasukan dari negara itu, setelah 20 tahun operasi militer.
Gagal Tumbuhkan Jenggot, 280 Anggota Pasukan Keamanan Dipecat oleh Kementerian Moral Taliban
Militan Taliban membuat kemajuan pesat dalam beberapa pekan terakhir. Setelah merebut sebagian besar pedesaan, kelompok itu mulai menargetkan kota-kota utama.
Tiga kota utara jatuh ke kendali Taliban dalam beberapa jam pada Minggu (8/8), dengan seorang penduduk di Kunduz menggambarkan situasi itu nampak seperti kekacauan total.
Penguasa Afghanistan Tidak Hadir, Pertemuan HAM PBB Soroti Sikap Taliban terhadap Perempuan
Pemerintah Afghanistan, sementara itu, mengatakan pasukannya berjuang untuk merebut kembali instalasi-instalasi penting.
Pertempuran sengit juga dilaporkan terjadi di Herat di barat, dan di kota selatan Kandahar dan Lashkar Gah.
Ribuan warga sipil telah mengungsi tahun ini. Keluarga, termasuk bayi dan anak kecil, memilih berlindung di sebuah sekolah di kota timur laut Asadabad.
"Banyak bom dijatuhkan di desa kami. Taliban datang dan menghancurkan segalanya. Kami tidak berdaya dan harus meninggalkan rumah kami. Anak-anak kami dan kami sendiri tidur di tanah dalam kondisi yang mengerikan", kata Gul Naaz kepada AFP.
"Ada tembakan, salah satu putri saya yang berusia tujuh tahun keluar selama pertempuran itu dan menghilang. Saya tidak tahu apakah dia hidup atau mati," kata warga pengungsi lainnya.
KEYWORD :Afghanistan Taliban Lashkar Gah