Jum'at, 01/11/2024 08:29 WIB

Hindari Wilayah Udara Afghanistan, Sejumlah Maskapai Ubah Rute Penerbangan

United Airlines, British Airways dan Virgin Atlantic mengatakan mereka tidak menggunakan wilayah udara negara itu.

Polisi Afghanistan memeriksa mobil di pintu masuk Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan 15 Agustus 2021. REUTERS/Stringer

Jakarta, Jurnas.com - Maskapai besar mengubah rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Afghanistan setelah Taliban menguasai istana presiden di Kabul. Hal itu juga terjadi saat pasukan pimpinan Amerika Serikat (AS) berangkat dan negara-negara Barat bergegas untuk mengevakuasi warganya pada Senin (16/8).

United Airlines, British Airways dan Virgin Atlantic mengatakan mereka tidak menggunakan wilayah udara negara itu. Seorang juru bicara United mengatakan perubahan itu mempengaruhi beberapa penerbangan maskapai AS ke India.

Situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 menunjukkan beberapa penerbangan komersial di atas Afghanistan pada pukul 3 pagi GMT pada hari Senin tetapi banyak pesawat terbang di atas negara tetangga Pakistan dan Iran.

Situs web, yang melacak penerbangan secara real time, juga menunjukkan penerbangan Singapore Airlines (SIA) SQ 319 dari London ke Singapura menghindari wilayah udara Afghanistan.

Maskapai dan pemerintah telah lebih memperhatikan risiko terbang di atas zona konflik dalam beberapa tahun terakhir setelah dua insiden mematikan yang melibatkan rudal permukaan-ke-udara.

Sebuah pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di Ukraina timur pada tahun 2014, menewaskan semua 298 orang di dalamnya, dan sebuah jet Ukraina International Airlines ditembak jatuh oleh militer Iran pada tahun 2020, menewaskan semua 176 penumpang dan awak.

Administrasi Penerbangan Federal AS pada Juli memberlakukan pembatasan penerbangan baru di Afghanistan untuk maskapai AS dan operator AS lainnya.

FAA mengatakan penerbangan yang beroperasi di bawah 26.000 kaki dilarang di Wilayah Informasi Penerbangan Kabul, yang sebagian besar mencakup Afghanistan, kecuali beroperasi di dalam dan di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, dengan alasan risiko yang ditimbulkan oleh aktivitas ekstremis/militan.

Pembatasan tidak berlaku untuk operasi militer AS.

Negara-negara lain, termasuk Kanada, Inggris, Jerman, dan Prancis juga telah menyarankan maskapai penerbangan untuk mempertahankan ketinggian setidaknya 25.000 kaki di atas Afghanistan, menurut situs web Safe Airspace, yang melacak peringatan semacam itu.

Penerbangan komersial yang akan mendarat di Afghanistan juga terpengaruh oleh kekacauan di darat. Emirates telah menangguhkan penerbangan ke ibu kota Afghanistan, Kabul, hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata maskapai itu di situs webnya.

KEYWORD :

Amerika Serikat Afganistan Kabul Taliban




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :