Sabtu, 21/12/2024 23:06 WIB

Pesan Murung dari Cadas Gantung

Pada sebuah dipan tak berkasur, Nenek Amah ditemukan lemas. Tergolek ia seorang diri dengan selimut lusuh bergulung di kakinya. Pucat. Ruas tulangnya yang hanya berlapis kulit tampak menonjol.

Nenek Amah saat akan dibawa ke Rumah Sakit. (IST).

Bandung - Pada sebuah dipan tak berkasur, Nenek Amah ditemukan lemas. Tergolek ia seorang diri dengan selimut lusuh bergulung di kakinya. Pucat. Ruas tulangnya yang hanya berlapis kulit tampak menonjol. Jemarinya tak kuasa lagi menarik lusuh selimut. Cekung matanya hanya pancarkan kepasrahan.

Nenek Amah tak bisa lagi keluarkan air mata. Patah tulang yang diderita nenek usia 53 tahun itu menahannya terus terbaring. Untuk sedikit bergerak saja sudah susah, apalagi mencoba mendudukkan badan. Damin, suaminya yang sudah berumur 66 tahun, tak bisa berbuat banyak.

Sabtu, tujuh belas September lalu, Nenek Amah secara tak sengaja ditemukan oleh dua orang pejalan, Mudris dan Khoiril. Mereka memasuki dusun Cadas Gantung saat menyusuri Sungai Cisanggarung. Kepada seorang perempuan tua mereka bercakap hingga sampai ke gubug sempit Nenek Amah, yang bersebelahan dengan kandang domba.

Mudris menuturkan jika dusun Cadas Gantung, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabuapten Bandung itu cukup terisolir dan kesulitan ekonomi. Tak semua tetangga bisa membantu, sebab mereka sendiri harus membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan. Mereka pun tidak mampu membantu transportasi Nenek Amah ke klinik terdekat meski patungan. Butuh perhitungan untuk membawa Nenek Amah ke rumah sakit terdekat.

Usai berunding dengan keluarga dan tetangga, Mudris dan Khoiril nekad membawa Nenek Amah ke RS Hasan Sadikin Bandung. Salah satu menantunya, Ade, memberikan beberapa dokumen seperti KTP, KK serta Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Kerumitan terjadi lagi. Mudris mendadak repot soal siapa yang tiap hari menemani Nenek Amah di RS. Butuh akomodasi yang cukup bagi keluarga Nenek Amah, sebab semua anggota keluarga harus bekerja.

"Keluarganya banyak yang tidak bisa beradaptasi dengan urusan sehari-hari di rumah sakit. Untuk biaya transportasi giliran saja sulit. Sementara kami patungan sana sini sedapatnya. Semoga bantuan semakin bertambah," cerita Khoiril kepada Jurnas.com.

KEYWORD :

Cadas gantung kemiskinan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :