Ilustrasi Socrates kala mencari kebenaran - monumen Socrates (Foto: Anne O`Sullivan/Pexels)
Jakarta, Jurnas.com - Socrates (470–399 SM) adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah Barat, meskipun akhirnya dihukum mati di Athena. Meskipun tidak meninggalkan tulisan, pemikiran Socrates banyak dikenal melalui karya-karya muridnya, terutama Plato.
Pemikiran Socrates berfokus pada pencarian kebenaran, etika, dan pengembangan moralitas melalui metode bertanya yang dikenal sebagai Metode Socrates atau Dialektika.
Mengapa pemikiran Socrates begitu penting? Mengapa seorang filsuf yang begitu dihormati justru dihukum mati oleh negara yang semestinya mengedepankan kebebasan berfikir? Berikut ini adalah beberapa pokok utama pemikiran Socrates dan bagaimana ide-idenya menjadi faktor penting dalam pemikirannya yang berujung pada hukuman mati.
1. Metode Socrates: Dialektika
Socrates dikenal dengan Metode Dialektika, yaitu pendekatan berbasis pertanyaan dan jawaban untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam. Ia tidak memberikan jawaban langsung, tetapi menantang orang lain untuk berpikir kritis dan menemukan kebenaran sendiri. Metode ini mendorong orang untuk meragukan asumsi mereka dan terus mencari pengetahuan, menunjukkan bahwa pengetahuan sejati hanya bisa ditemukan dengan mengakui ketidaktahuan.
2. Pencarian Kebenaran
Socrates berpendapat bahwa pencarian kebenaran adalah tujuan utama hidup manusia. Ia percaya bahwa kehidupan yang tidak diperiksa atau tidak dihayati adalah kehidupan yang tidak layak dijalani. Dengan cara ini, Socrates mendorong orang untuk selalu bertanya dan berpikir kritis tentang keyakinan mereka, terutama mengenai hal-hal yang dianggap pasti dalam masyarakat seperti agama dan moralitas.
3. Etika dan Kebajikan
Bagi Socrates, kebajikan adalah inti dari kehidupan yang baik. Ia menganggap bahwa kebajikan adalah pengetahuan, dan orang yang tahu apa yang benar akan selalu berperilaku baik. Ia menegaskan bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kekayaan atau kenikmatan duniawi, tetapi dari hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang benar. Dalam pandangannya, ketidakadilan adalah akibat dari ketidaktahuan tentang kebajikan.
4. Pengaruh dalam Pendidikan dan Politik
Socrates memperkenalkan cara baru dalam pendidikan, yang lebih mengutamakan pembelajaran melalui pertanyaan kritis daripada menghafal informasi. Ia juga sering terlibat dalam diskusi politik, meskipun tidak aktif dalam politik praktis. Socrates percaya perubahan sosial harus dicapai melalui pendidikan dan refleksi moral, bukan dengan cara kekerasan atau pemberontakan.
5. Hukuman Mati
Socrates dihukum mati pada 399 SM dengan tuduhan merusak agama dan memperkenalkan ajaran yang merusak moralitas pemuda Athena. Meskipun ia mempertahankan keyakinannya bahwa ia hanya mencari kebenaran, pengadilan memutuskan untuk menghukum mati Socrates dengan meminum racun hemlock. Meskipun ia diberi kesempatan untuk menghindari hukuman, Socrates memilih untuk menerima konsekuensi atas prinsipnya.
6. Warisan Pemikiran Socrates
Warisan pemikiran Socrates hidup melalui karya-karya Plato dan pengaruhnya terhadap filsuf-filsuf berikutnya. Socrates menekankan pentingnya keraguan kritis, pencarian kebenaran, dan moralitas dalam kehidupan manusia. Meskipun dihukum mati, pemikirannya tetap menjadi landasan bagi filsafat Barat yang menekankan rasionalitas dan etika.
Adapun Socrates mengajarkan kita bahwa filsafat adalah proses pencarian kebenaran, bukan sekadar pengetahuan yang sudah ada. Melalui Metode Socrates, ia mendorong orang untuk selalu mempertanyakan dan merenungkan kehidupan mereka. Meski dihukum mati karena ajarannya, pengaruhnya tetap hidup, membentuk dasar dari banyak pemikiran filsafat modern.
KEYWORD :Pemikiran Socrates Filsuf Dihukum Mati Pencarian Kebenaran Filsuf Barat